About

Friday, January 31, 2014

1 FEBRUARI



Langit pagi tampak ramah membangunkanku
Dalam tidur pulas semalam
Mentari masih bersendu malu Tuk menemuiku pagi itu
Dia lebih memilih bersembunyi dibalik awan yang mengepul di langit


Februari pagi membawaku pada kenangan januari
Kenangan yang belum sempat kutulis dan kusampaikan pada rembulan
Sebelum mataku tertutup

Aku membuka tirai jendela
Tuk menatap langkah baru
Melihat disana
Dua orang nenek tua tersenyum mesra

Dedaunan menari indah
Diiringi lantunan angin merdu
Seolah menggodaku tuk larut bersamanya

Februari pagi membisikkan warna baru
Jauh didalam kalbuku
Hatiku tersenyum dibuatnya
Mataku bersinar mengalahkan rembulan januari yang telah lalu

Aku melangkah menapaki jalan yang pernah hilang
Aku menemukan cahaya yang pernah padam
Langkahku semakin jauh
Hingga ku temui senja

Melukis bintang, mewarnai malam




Adhy Wj

Thursday, January 30, 2014

MENATAP KERINDUAN

Aku termenung sendiri diruangan ini
Sejenak terbayang parasmu yang indah itu
Senyuman yang selalu mewarnai hariku
Dan tawamu yang begitu ceria melengkapi kebahagiaanku

Bayangan itu hanya sejenak sebelum tergantikan oleh kekosongan
Ku ingat kenangan yang membawa kita pada kondisi hari ini
Terpisahkan oleh kerinduan
Berjarak, hingga tak dapat ku sentuh
Lagu yang engkau sarankan kepadaku
Itulah yang selalu menemiku
Semakin membawaku pada kerinduan

Aku berlari mengitari waktu
Bercumbu dengan mentari yang menghangatkanku
Memeluk bulan yang menerangi malamku
merayu bintang tuk selalu mewarnai hariku, tanpamu

Kini, aku berada dipenghujung dunia
mencarimu, melihat disekelilingku
namun, yang kuterumi hanya seenggok cahaya yang semakin jauh
kumengikutinya oleh mataku
hingga tenggelam dan lenyam dari pandanganku

Haruskan aku menghilang bersamanya ? “tanyaku”
tidak, ku tak ingin menghilang
ku ingin kembali pada duniaku
menceritakan pada mereka yang menantiku

meski yang kutemui bukanlah dirimu lagi




Adhy Wj

MENAPAKI JEJAK LANGKAH KITA

Aku terhenti oleh teriakan senja
Aku menatap kisah yang tak berbekas
Ku pandangi kalian yang kini jauh dari bayangan
Mananti kata yang dulu engkau bisikkan ditelingaku

Kini kita telah terseret oleh kepentingan masing-masing
Satu persatu beranjak meninggalkan kursi tua itu
Ku hanya merindu,
Merindukan kenangan kita
Meski dibalut oleh kebencian dan dendam

Terbayang dalam nestapaku
Ketika engkau berayun di pintu besi gedung BC 207
Saling mengejek dan menertawai
Bercanda dan membalut kasih bagai pasangan kekasih

“engkau tak bahagia ya di masa kecilmu”
Kata itu membawaku jauh dari kondisiku saat ini
Mengingatkanku pada sapaan kalian
Teguran kalian
Bahkan teriakan-teriakan saat diskusi
Seolah-olah ingin membunuhku dengan dialektika bahasamu

Kawan, Ruangan itu telah kosong oleh bayangnmu
Kini hanya dipenuhi oleh orang-orang yang tak mengerti persaudaraan kita
Bahkan mereka tak mengetahuinya,
Persaudaraan itu hanya kita yang tahu kawan, hanya kita

Aku berjalan sendiri menapaki jejak langkah kita
Membawa kenangan itu bersama khayalku
Memikul kesedihan yang tak pernah kau rasakan oleh kehilanganmu

Kini kita bertemu kembali kawan
Kalian berdiri tepat di hadapanku
Namun kumerasa begitu jauh dari pandanganku
Apa yang beda hari ini “bisikku dalam hati”

Ku duduk termenung ditaman fakultas ilmu sosial disore itu
Aku menatap dengan mata kosong tanpa dekapanmu
Merindu kalian

Dibuaian senja




Adhy Wj

Sunday, January 26, 2014

KURINDUKAN KEKASIHKU

Taman kampus telah sepi dari langkah para penghuninya
Mereka telah meninggalkan tempat ini sore tadi
Malam sunyi tanpa bintang yang menghiasi langit
Bintang yang selalu menemaniku dikala mentari telah berselingkuh dengan yang lain

Dalam diam Terbayang kekasihku
Aku merindukannya, merindukan seperti bumi merindukan bintang dimusim hujan.
Senandung malam berirama  diantara nada-nada piawai pujangga
berselimut riuh dengung-dengung nyamuk yang berpesta.

Dia tak lagi disini
Langkahnya telah jauh meninggalkan tempat ini
Hingga ku tak mampu lagi meraih jemarinya
Tuk ku dekap dalam tubuhku
Merayunya, dan membelai rambut yang menjadi mahkotanya

Dia terus berjalan dan tak pernah lagi menoleh kebelakang
Melirik pun tidak
Aku tak mampu melangkahkan kaki ini
Tetatih ku dibuatnya.

Hingga kutemukan dia bergandengan dengan lelaki lain
Parasnya yang indah tepat berada dihadapku
Ku memandanginya, namun ku merasa dia sangat jauh disana
Hingga ku tak dapat mengenalinya, bahwa dialah kekasihku
Wanita yang ingin kupinang setelah sarjana nanti

Dia hilang dari pandanganku, kemanakah dia.
Kuperhatikan disekelilingku
Kucari sosoknya.
Kemanakah dia.
mengapa menghilang bagai ditelan bumi, kuberlari mengitari jalan sana dan sini
namun semakin ku berusaha dan terus berlari justru yang ada ku semakin dibutakan olehnya.
Dia tidak ada, telah tiada.
Namun tak mungkin kuberhenti ditempat ini, ku harus menemukannya
kuingin dia kembali dalam pelukku,

Ku harus menemukannya.
Kucoba beristirahat sejenak ditengah lelahku,
kucoba sadarkan diriku bahwa dia tidak ada, dia telah pergi,

Namun mengapa begitu cepat dia menghilang,
Pergi kemanakah dia ? Itulah pertanyaan yang hadir dipikirku saat ini.
Kutundukkan pandanganku, dan kucoba tenangkan diriku dari bayangnya.
Aku sangat mencintainya, namun mengapa justru bayangnya yang selalu hadir dihadapanku

kemana dia yang sebenarnya,
apakah telah menjadi milik orang lain, dan mengapa harus orang lain.
apakah ada yang mencintainya dan lebih besar dari cintaku ?
mengapa bukan aku yang justru selama ini telah berusaha mencintainya.

ini bukanlah cerita cinta yang telah ku skanariokan dalam hidupku
bahagia ataupun sedih diakhir cerita ini pun aku tak tahu.

Yang ku tahu bahwa aku masih mencintainya




Adhy Wj

MEMANDANGI LANGIT

Langit kembali menangis
memudarkan senyuman mentari pagi ini
Kaki yang hendak kulangkahkan meninggalkan ruangan itu kian terhenti
Pendanganku kembali tertuju diruangan itu
diruangan yang menjadi persembunyian dibalik keganasan Tuhan yang tak lagi mengharap ketenangan dinegeriku.
Ku pandangi langit yang begitu gelap
mengharap ada setitik cahaya yang dapat menggoda mentari untuk kembali bangkit.

Tetasan hujan menari dengan indah
Melambaikan sayup-sayup keheningan
Berirama dengan secerca cahaya petir yang menyambar

Hening, hanya lantunan angin yang menerpa dedaunan
Berbisik dan mencoba memecah keheningan itu
Terdengar olehku bisikan itu,
Dengan nada pelan, “ku telah salah menilai Tuhan”

Hei.. Tuhan tidak ganas,
Tuhan tak per pernah kejam terhadapmu
Apalagi terhadap negeri ini,
Engkaulah makhluk yang ingkar terhadapnya
Yang bisanya merongrong tak tahu diri

Bisikan itu menusuk hatiku
Menampar jiwaku yang kelam ini.
Dan bisakan itu adalah cahaya yang sesungguhnya





Adhy Wj

Friday, January 24, 2014

Lilin Harapan

Dikala kau bercumbu dengan tangismu dan menjelma dalam keheningan, disaat itulah kau berada dalam hayalku, menghiasiku dalam kebimbangan. jangan kau sedih ataupun pilu karena hal inilah yang dapat membuatmu menjadi lebih baik, “pikirku.......”
Aku habiskan waktuku tuk selalu mencarimu dari saat sang fajar menyapa, hingga saat petang membenamkan sang surya, kenapa kau selalu bersembunyi di balik dekapan sang ombak? dan menangis dalam butir butir hujan yang larut dalam samudra? tak dapatkah kau ceritakan padaku tentang hidupmu? atau bahkan tentang masalahmu, apa yang membuatmu menangis saat ini? ku coba tuk gambarkan senyumanmu oleh lemahnya jemariku.
Aku sadar, takkan ada yang dapat gantikan hangatnya senyummu, malamku benar-benar gelap tanpa belaian rembulan dan petikan cahaya lilih yang dulu pernah kau nyalakan saat masih berada disini, ditempat dimana kau menunjukkan dunia untukku, lilin itu telah redup, telah pupus termakan waktu ditengah perjalananku, kini sang pagi telah menantiku, menawarkan langkah langkah baru tanpamu, apakah yang harus ku pilih? menunggumu? melupakanmu? atau bahkan membencimu? sungguh aku tak tahu, aku tak pernah tahu.... aku terlalu lemah tuk tahu. hanya berharap, esok kau kan datang padaku, memberikan cahaya baru untuk menerangi langkahku yang kian tertatih, bersama melewati duri dan bebatuan yang selama ini kukeluhkan.
Tuhan, jika mimpiku ini terlalu besar dan berat tuk Engkau penuhi, apalah daya harapan ini. Harapan yang selalu mengantarku dalam tidur. Dan Harapan ini pulalah yang hadir dan menyapaku bersama mentari pagi.

Thursday, January 23, 2014

Memecah bulan

Angin masih berhembus melambai sayup malam
Membisikkan dedaunan mencoba memecah keheningan
Kupandangi rembulan
Cahayanya menari-nari dilangit yang gelap

Jalanan depan rumahku begitu sepi
Tanpa pengendara maupun pejalan kaki
Yang ada hanya aku, hanya aku sendiri memandangi langit
Mengisyaratkan diriku menjadi bintang dengan seribu warna

Aku Laksana prajurit perang yang melawan diri sendiri
Mematahkan kehampaan berharap kedamaian
Mimpi itu begitu jauh dari pandanganku

Mataku tak dapat menerawang jelas sehingga yang ada hanya setitik cahaya harapan





Adhy Wj

Thursday, January 16, 2014

Rindu

Mentari masih begitu pagi ketika ku terbangun dari tidurku, pagi ini ku harus kekampus karena akan ada kuliah pagi. Manjalani perkuliahan dipagi hari tentunya hal yang tidak kuharapkan apalagi bagi orang yang malas bangun sepertiku. Tapi, kali ini tidak menyurutkan semangatku, bukan karena mata kuliah paforitku bukan pula karena kemampuan dosen yang membuatku terpukau dalam menyampaikan mata kuliah, melainkan karena telah ada spirit dari dalam hatiku yang telah ditanam oleh seorang gadis yang membuatku merindu setiap saat.

“Sepertinya saya berangkat terlalu pagi, ya.. terlalu pagi” bisikku dalam hati. Karena tak satupun teman kelasku yang dating, dan saya menjadi orang pertama masuk dikelas hari ini. Sebuah prestasi buatku kali ini. Hhhmmmm… dialah yang menjadi inspirasiku hari ini dan telah kusampaikan berulang kali kepada tuhan tentang dirinya. Dialah yang kurindukan Tuhan. Dialah yang membuatku tersenyum ketika hati mulai redup.

Thursday, January 9, 2014

Do'a Dalam Sujudku

Dia sangat mencintaiku. Dan saya tak boleh menyia-nyiakannya.. “Tuhan, Jadikan Dia Pasangan yang baik Untukku dan saya sebagai pendamping yang baik untuknya” (do’a dalam setiap sujudku)

Kusandarkarkan tubuhku didinding dalam ruang yang berukuran 3 x 3 yang menjadi istanaku saat ini, sesekali tersenyum dikala ku membayangkan dirinya yang anggung dengan kaca mata yang menambah keindahan raut wajahnya. Cinta, mungkin itulah kata yang menyelimutiku saat ini dan dekapan kerinduan dan kasih sayang darinya.
Meski begitu lelah dengan aktivitas kantor hari ini dan melintasi jalan yang begitu ramai dengan pengendara yang sesekali membuatku marah ketika bunyi klakson bersamaan berteriak menggemparkan jalan sore ini, mereka yang tak sabar seolah memiliki kepentingan yang tak bisa ditinggalkan walau sedetik, kalaupun

Hadirku, Ditengan Siana'

Malam kini telah jauh dalam kegelapan
Ketika jarum arlojiku menunjukkan pukul 12.40
Dengan nada piawai pujangga
Yang melantung indah mewarnai malam

Demi pena yang menorehkan tintanya
Dengan untaian kata
“para gitte sipakainga
Sipassirikki lino akhera”

Aku kini berada dalam kebimbangan
Tak ayalnya tatapan mata kosong jauh diseberang
Tempat yang bertuliskan “Rumah Adat Bantaeng”
Pun menertawai keberadaanku, dalam diam

Buku bacaan menjadi teman tidurku
Ketika kekasih yang ku idamkan tak lagi menggenggam jemariku
Dikala dia melangkah jauh menginggalkan
Kenangan itu

Aku sendiri, ketika engkau datang
Ketika istana pijakanku
Tergusur dan beterbangan
Bersama angin mamiri, dikala senja

Aku menangis dalam tawaku
Ku dianggap gila
Ditengah orang-orang yang tak sadar

Koskar, engkau menjadi tongkat dan penopang
Dikala kakiku tak lagi mampu melangkah
Menjadi cahaya
Dikala lilin hati telah redup

Kini malam telah benar-benar gelap
Rembulan tak lagi ada mewarnai langit
Namun masih ada engkau,
Dengan sapaanmu, SIANA’





Adhy Wj

Wednesday, January 1, 2014

Liburan Akhir Tahun

Liburan akhir tahun merupakan warna tersendiri bagiku. melakukan perjalanan bersama sahabatku menambah keindahan pesta kembang api.






 

Total Pageviews

Pages