Hari
berlalu Menyisakan kekosongan dalam diri
Langkah
semakin tak berjejak
Orientasi
semakin pudar dari tujuannya
Laksana
Pelangi hampa tak berwarna
Mata
berbinar memandang gemerlap dunia
Mereka
saling berebut
Memperebutkan
ini dan itu
Namun
hal itu bukanlah miliknya
Pendidikan
kini main harga
Kaya
menjadi prioritas
Miskin
akan terbuang dan diacuhkan
Bukan
lagi anak-anak yang mengambil peran dalam permainan
Bayang-bayang
di tengah kegelapan
Bermain-main
dibawa tangan
Tawar
menawar bak penjual dan pelanggangnya
Puangku,
pammarentayya,
engkau mengatakan dirimu cerdas
Peduli
dengan kondisi sosial
Agent
perubahan, mempertautkan moral
Lalu,
engaku berdiam diri dibalik dinding para manusia-manusia
Yang
menangisi dirinya karena kelaparan
Aku
bangga, Pendidikan mengajarkan kecerdasan
Intelektualitas
berkembang dari para penganutnya
Hingga
ku temui kaum terdidik merampas dan merogok saku
Anak
jalanan
Kini,
telah bertebaran dimana-mana pecundang bangsa
Merasa
cerdas namun tak bermoral
Melahirkan
generasi yang hanya melonglong tak tahu diri
Haru
pada kebodohan, kebodohan untuk saling membodohi
Lalu,
masih pantaskah kita bangga dengan status sosial itu
Jika
kebanggaan itu lahir dari kemunafikan
Alangkah
malang nasib negeri ini
Negeri
yang selama ini kita banggakan
Dan kita hancurkanAdhy Wj