Langit
kembali menangis
memudarkan
senyuman mentari pagi ini
Kaki
yang hendak kulangkahkan meninggalkan ruangan itu kian terhenti
Pendanganku
kembali tertuju diruangan itu
diruangan
yang menjadi persembunyian dibalik keganasan Tuhan yang tak lagi mengharap
ketenangan dinegeriku.
Ku
pandangi langit yang begitu gelap
mengharap
ada setitik cahaya yang dapat menggoda mentari untuk kembali bangkit.
Tetasan
hujan menari dengan indah
Melambaikan
sayup-sayup keheningan
Berirama
dengan secerca cahaya petir yang menyambar
Hening,
hanya lantunan angin yang menerpa dedaunan
Berbisik
dan mencoba memecah keheningan itu
Terdengar
olehku bisikan itu,
Dengan nada pelan, “ku telah salah menilai Tuhan”
Hei.. Tuhan tidak ganas,
Tuhan tak per pernah kejam terhadapmu
Apalagi terhadap negeri ini,
Engkaulah makhluk yang ingkar terhadapnya
Yang bisanya merongrong tak tahu diri
Bisikan itu menusuk hatiku
Menampar jiwaku yang kelam ini.
Dan bisakan itu adalah cahaya yang sesungguhnya
Adhy Wj
No comments:
Post a Comment