Aku
terhenti oleh teriakan senja
Aku
menatap kisah yang tak berbekas
Ku
pandangi kalian yang kini jauh dari bayangan
Mananti
kata yang dulu engkau bisikkan ditelingaku
Kini
kita telah terseret oleh kepentingan masing-masing
Satu
persatu beranjak meninggalkan kursi tua itu
Ku
hanya merindu,
Merindukan
kenangan kita
Meski
dibalut oleh kebencian dan dendam
Terbayang
dalam nestapaku
Ketika
engkau berayun di pintu besi gedung BC 207
Saling
mengejek dan menertawai
Bercanda
dan membalut kasih bagai pasangan kekasih
“engkau
tak bahagia ya di masa kecilmu”
Kata
itu membawaku jauh dari kondisiku saat ini
Mengingatkanku
pada sapaan kalian
Teguran
kalian
Bahkan
teriakan-teriakan saat diskusi
Seolah-olah
ingin membunuhku dengan dialektika bahasamu
Kawan,
Ruangan itu telah kosong oleh bayangnmu
Kini
hanya dipenuhi oleh orang-orang yang tak mengerti persaudaraan kita
Bahkan
mereka tak mengetahuinya,
Persaudaraan
itu hanya kita yang tahu kawan, hanya kita
Aku
berjalan sendiri menapaki jejak langkah kita
Membawa
kenangan itu bersama khayalku
Memikul
kesedihan yang tak pernah kau rasakan oleh kehilanganmu
Kini
kita bertemu kembali kawan
Kalian
berdiri tepat di hadapanku
Namun
kumerasa begitu jauh dari pandanganku
Apa
yang beda hari ini “bisikku dalam hati”
Ku
duduk termenung ditaman fakultas ilmu sosial disore itu
Aku
menatap dengan mata kosong tanpa dekapanmu
Merindu
kalian
Dibuaian
senja
Adhy Wj
No comments:
Post a Comment