Ku duduk di balik dinding yang berukuran 4 x 3 ini.
Sebuah batas yang semestinya menyatukan kami namun tak lagi indah seperti yang
ku harapkan sebagaimana yang dulu.
Aku selalu mengambil cerminan dari kebahagiaan orang
lain, terkadang ku cemburu dengan kemesraan mereka dan kuingin lalui hal
seperti itu, tapi itu bukanlah duniaku yang tak semanis yang kuinginkan.
Aku menyayanginya dan begitu berharap untuk dapat
hidup bersamanya, tapi dia tak seperti yang dulu, yang
lemah lembut bahkan selalu
hadir disetiap ku butuh, tak ada lagi bayang yang senantiasa menemaniku
disepanjang hidupku. Dia telah berubah dan lebih menikmati hidupnya sendiri.
Terkadang ku berpikir untuk meninggalkannya, itulah yang selalu mempengaruhiku
dari dulu, berjalan jauh meninggalkannya tapi disaat itu juga ku dibuat lumpuh
oleh ketakberdayaanku.
Ya, mungkin dia telah asyik dengan dunianya, memang
dia tak seperti dulu lagi, bukan dia yang pernah menemaniku bahkan ku merasang
asing bersamanya, sungguh ku tak mengenalnya lagi. Apakah ku harus mengenalnya
kembali atau justru meninggalkannya. Karena ku tahu dia bukan orang yang
siap tuk hidup bersamaku bahkan lebih
memilih untuk hidup bersama orang lain. Dia yang telah melanggar janjinya
sendiri, apakah pantas jika ku mengharapkan wanita seperti itu. Terkadang ku
cemburu jika ku dibayangi dengan fikiran bahwa dia telah bersama orang lain dan
itulah realitanya. Justru ku memang harus mempersiapkan diri untuk pergi
meninggalkannya.
Meninggalkannya sejauh meungkin
2 comments:
Q merindukan mu...sangat rindu... masih bisaka aku mencarimu...di saat aku benar2 tak bisa bertahan dlm diam.
kerinduan itu selalu ada, dari hatiku untukmu
Post a Comment