About

Sunday, October 27, 2013

Mencarimu, Dijalanku

Makassar, 11 oktober 2013

Jalan begitu ramai dengan pengendara sore itu, baik roda dua maupun roda tiga, tampak pula keramaian di halaman gedung pinisi yang merupakan symbol dari kampus universitas negeri Makassar (UNM). Semua sibuk dengan aktivitasnya masing masing meski ada diantara mereka yang hanya duduk tenang di pojok gedung sambil menikmati laju kendaraan yang melintas dijalan Pangeran pettarani.

Sore itu langit tampak cerah tak ada tanda-tanda hujan akan turun sebagaimana hari-hari sebelumnya.
Senyuman mentari sore itu tampak lebar hingga mampu memberikan cahaya pada setiap orang waktu itu. Aku pun hanya duduk memperhatikan setiap orang yang lewat tak jauh dari tempak saya duduk. Sebagian diantara mereka adalah orang yang telah aku kenal sebelumnya sehingga saling sapan pun terjadi.

Dari kejauhan tampak sosok yang begitu kurindukan, ku coba memanggilnya namun suaraku pun tak mampu untuk membuatnya berbalik menatapku bahka kuhayalkan untuk mengirimkan isyarat yang dalam pikirku akan menyadarkannya bahwa aku disini menunggunya.

Dia terus berjalan dan sesekali memandangi gedung yang ada disekitarnya,
“dia begitu indah” dalam pikirku. Itulah seuntai kata yang selalu kurangkai dalan setiap harinya yang manandakan kekagumanku padanya.

Disaat yang bersamaan terdengar suara dari sisi kiriku yang mencoba menyapa namaku, sejenak kualihkan perhatianku padanya, hanya selang beberapa detik ku coba kembali padanya yang jauh disana “seorang gadis yang begitu kusayangi” namun dari beberpa detik itu membuatnya semakin jauh dari pandanganku. Tanpa sadar ku langsung berdiri dari tempat dudukku dan berusaha mengejarnya. Taman ini terlalu luas untuk menjangkaunya, bahkan membuatnya semakin jauh.

Dia hilang dari pandanganku, kemanakah dia.

Kuperhatikan disekelilingku

Kucari sosoknya.

Kemanakah dia, mengapa menghilang bagai ditelan bumi, kuberlari melintasi beberapa gedung kampus sore itu, namun semakin ku berusaha dan terus berlari justru yang ada ku semakin dibutakan olehnya.
Dia tidak ada, telah tiada.
Namun tak mungkin kuberhenti ditempat ini, ku harus menemukannya, kuingin dia kembali dalam pelukku,
Ku harus menemukannya.

Kucoba beristirahat sejenak ditengah taman, kucoba sadarkan diriku bahwa dia tidak ada, dia telah pergi,
Namun megapa begitu cepat dia menghilang, dia pergi kemana ? Itulah pertanyaan yang hadir dipikirku saat ini.

Kutundukkan kepalaku, dan kucoba tenagkan diriku dari bayangnya. Aku sangat mencintainya namun mengapa justru bayangnya yang selalu hadir dihadapanku, lalu kemana dia yang sebenarnya, apakah telah menjadi milik orang lain, dan mengapa harus orang lain, apakah ada yang mencintainya dan lebih besar dari cintaku ? mengapa bukan aku yang justru selama ini telah berusaha meyakinkannya bahwa ku bias membahagiakannya. Mengapa harus orang lain yang justru memilikinya.
Hari sudah mulia gelap. Mahasiswa yang tadinya ramai berlalu lalang pun kini sudah mulai sepi dan aku tetap disini mananti bahwa dia akan dating mengulurkan tangan sebagaimana yang sering terjadi dibeberapa sinetron yang pernah kutonton.

Namun ini bukanlah cerita cinta yang telah ku skanariokan dalam hidupku, bahagia ataupun sedih diakhir cerita ini pun aku tak tahu namun yang jelas kuhanya mampu menatap bayangnnya saat ini.
Dia telah pergi.

Pergi bersama orang lain, dan aku masih disini dengan kebodohanku karena menunggunya.

Aku tetap menunggunya

No comments:

 

Total Pageviews

Pages