About

Saturday, November 9, 2013

Segelas Kopi Didalam Kerinduan

Aku merindukannya seperti bumi merindukan bintang dimusim hujan. Senandung malam berirama  diantara nada-nada piawai pujangga, berselimut riuh dengung-dengung nyamuk yang berpesta.

Malam itu ketika orang-orang telah nyenyak dalam tidurnya, ketika yang lewat depan rumah hanyalah petugas penjaga malam di kompleks dan yang terdengar hanyalah suara gitar dan nyanyian dari sekelompok pemuda dari lorong sebelah yang mencoba membelah sunyinya malam. Tak satupun bintang yang berani menampakkan dirinya dilangit malam ini bahkan rembulan pun tak seterang biasanya.

Jam kini menunjukkan pukul 01.45, Tak terasa kopi panas yang ada didepanku kini mulai dingin
, pembicaraan kami pun semakin berlanjut seolah tak menghiraukan larutnya malam. Sesekali lelaki itu meneguk kopinya sambil mengeleng-gelengkan kepala, dia bingung bahkan benar-benar bingung, sangat Nampak dari raut wajahnya seolah-olah permasalahan yang dihadapinya tak akan lagi menemukan jalan keluar.

Dia adalah sahabatku, tepatnya teman sekelasaku di bangku kuliah. Awalnya dia mengajakku kerumahnya untuk ngopi bareng, ya.. hitung-hitung dia menawarkan kopi gratis untukku malam ini dan ku rasa ini memang kopi yang pas untuk menemani pembicaraan kami malam ini, segelas kopi asli dari tanah toraja.

“Dia marah kepadaku bro, bahkan ketika saya ke kantornya kemarin sore dia tak ingin menemuiku lagi”, terdengar desahan suara tepat disampingku dengan segelas kopi yang masih ditangannya sambil menundukkan kepala. “saya tak menyangka permasalahannya akan serumit ini”, lanjutnya.

“Ya sabar aja bro”, kataku mencoba menenangkannya. “kupikir ini hanya miss komunikasi saja, besok-besok ketika kau jelaskan kupikir dia akan mengerti”. Sedikit menasehatinya.

Namanya Pandi, saat ini dia sedang mencintai seorang wanita yang merupakan teman sekelas kami, awalnya mungkin berjalan dengan baik namun ketika beredar informasi bahwa sebelum dia menyukai Widya (cewe yang disukainya saat ini) dia telah menyukai gadis lain yang juga merupakan sahabat dari Widya, pada saat itulah drama percintaan dimulai meski tak seindah dari kata cinta itu sendiri.

“Saya benar-benar bingung bro”, katanya. “saya tidak tahu harus bagaimana, jangankan membuatnya percaya atau yakin dengan apa yang kukatakan bertemu denganku saja dia tak ingin”.

“Memangnya apa sih pokok permasalahnnya”? tanyaku.

Dengan sepintas dia menjawab. “kan gini, pernah suatu hari saya berbicara sama Dini (sahabat Widya), saya mempertanyakan karakter dari Widya dan apakah dia sudah punya pacar atau belum, Dini mengatakan bahwa dia tidak bisa menjelaskan tentang karakter Widya karena orangnya lebih tertutup diantara sahabatnnya. Dia hanya memberikan solusi kepada saya agar mendingan mendekati Mitha yang merupakan sahabat mereka. Sementara saya telah mengatakan bahwa dari awal saya menyukai Widya bukannya Mitha. Terus seminggu setelah saya berbicara dengan Dini tiba-tiba mencul gosib bahwa saya menyukai Mitha, dan mungkin tak lain yang menyebarkan gosib itu adalah Dini karena selama ini saya tak begitu dekat dengan Mitha”.

“Sebenarnya waktu itu permasalah ini tidak begitu besar, namun ketika berangkat mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Soppeng disanalah semua menjadi kacau, gosib yang awalnya sempat tenggelam kini kembali muncul dipermukaan bahkan semakin ganas, dilokasi KKN saya mencoba mendekati Widya dan mungkin kau tahu bahwa kubenar-benar menyukainya. Sikapnya juga baik terhadapku dan saya merasa nyaman didekatnya karena dia merupakan wanita yang ku idamkan”. Kata Pandy.

Saya semakin larut mendengarkan ceritanya sambil meneguk segelas kopi yang kini telah dingin, permasalah ini benar-benar rumit (kataku dalam hati).

“Terus mengapa kamu tidak terus mendekatinya bro, kalau memang kamu menginginkannya”? tanyaku dalam penasaran.

“Saya sih inginnya begitu bro” kata pandy. “tapi bagaimana ya, “sikap Mitha benar-benar lain terhadapku, bahkan sesekali dia bertingkah aneh, mulai dari nelpon tengah malam yang begitu lama dan itu bukanlah kebiasaannya sampai pada perkataannya yang seperti menyindirku, bahkan dia tidak ingin dekat lagi denganku sementara kami satu posko di tempat KKN. Hari demi hari berlanjut seperti itu, dan ini membuatku bingung”. Waktu itu Widya masih sabar dan terkadang tak ingin menghiraukannya, sampai kami pulang KKN kondisi ini masih sama.

“Tapi kamu tahu bro ? ketika pulang dari tempat KKN dan sampai di Makassar, Widya malah dijauhi oleh sahabatnya kecuali Wilda yang terkadang netral antara Widya dan Mitha, sementara yang lain malah memihak kepada Mitha. Sahabat-sahabatnya pun menyalahkanku, dan mereka menganggap bahwa sayalah penyebab dari perpecahan mereka, mereka menganggap bahwa saya memang berniat menghancurkan persahabatan mereka karena tidak konsisten dengan perasaanku, menyukai Mitha lalu kemudian menyukai Widya, itu yang mereka permasalahkan, sementara dari awal saya pernah mengatakan kepada Dini bahwa yang saya suka itu adalah Widya dan tak memiliki perasaan sedikitpun terhadap Mitha”. Seperti itulah ceritanya bro (kata pandi dengan penjelasan yang begitu detail)

“betul-betul rumit bro” kataku “Tapi gini deh, coba besok atau kapan-kapan kau temui Mitha lalu kemudian kau jelaskan kepadanya tentang hal yang sebenarnya, kamu harus membuat Mitha memahami hal yang sebenarnya, katakan bahwa bukan dia yang kau suka dan bahkan tidak pernah memiliki perasaan kepadanya, informasi yang tersebar kepada anak-anak itu hanyalah gosib yang sangat tidak benar, yakinkan kepada dia bahwa ini hanya kesalahpahaman. Kamu harus menjelasakan dengan baik sehingga tidak membuat Mitha semakin marah dan malah mempersulit permasalahan ini”.

“setelah itu kamu kemudian menemui Widya, hal yang sama kamu harus menjelaskan kepadanya tentang hal yang sebenarnya. Sebisa mungkin kamu membuatnya percaya, lalu kemudian kamu perbaiki hubunganmu dengannya, baikan aja dulu, lalu kemudian kamu pertemukan antara Widya dan Mitha karena mereka ini sahabatan bro, mereka hanya termakan gosib sehingga seperti ini. Ketika kesalahpahaman ini terungkap kupikir semua akan baik seperti semula, terkait dengan sahabatnya yang lain kupikir hanya ngekor aja, mereka membuat persepsi sendiri karena tidak mengetahui permasalahan, tapi ketika Widya dan Mitha baikan, maka semua pun itu baikan.


Malam semakin larut, suara gitar dan nyanyian dari lorong sebelah pun kini telah termakan dinginnya malam, Benar-benar sunyi. Gelas yang ada didepanku pun kini telah kosong, ku pandangi lagi yang gelap dan mencoba merasakan tentang pembicaraan kami barusan. Terkadang permasalah memang muncul dari suatu hubungan, tugas kita ada berusaha untuk mencari jalan keluar dari permasalah itu bukannya malah lari atau meninggalkannya.

Orang yang cerdas bukanlah orang-orang yang selalu unggul dalam setiap kompetisi, tetapi mereka yang berusaha dan mampu keluar dari suatu permasalahan. Setiap masalah selalu ada solusi didalamnya namun terkadang kita diperdaya oleh rasa malas dan emosi sehingga tak mempu melihat solusi itu. Boleh saja kita bingung dibuatnya namun tak perlu sampai depresi oleh permasalah itu. Sekali lagi tugas kita hanyalah mencari jalan keluar dari permasalah itu, bukannya menghindar atau meninggalkannya.

No comments:

 

Total Pageviews

Pages