Melepasmu, Bagaikan Melepas Hatiku Didalam Tubuhku.
Kehilanganmu Seperti Halnya Duniaku Tak Lagi Bersamaku.
Mungkin itulah kata yang dapat menggambarkan
kondisiku saat ini. Betapa sakitnya jika harus kehilangan orang yang begitu
kusayangi. Orang yang menjadi penopang hidupku selama ini, orang yang selalu
memberiku masukan dan saran ketika ku menemukan jalan buntu. Orang yang menjadi
sandaranku dikala aku lemah.
Tak pernah kumenyangkan ternya itu semua hanya
bayangan sesaat, dan kini telah berlalu tanpa pesan
terakhir. Hingga kini ku tak dapat berbuat apa-apa bahkan menggerakkan jemariku untuk merangkai kata pun tak dapat lagi kulakukan. Aku begitu lemah tanpanya.
terakhir. Hingga kini ku tak dapat berbuat apa-apa bahkan menggerakkan jemariku untuk merangkai kata pun tak dapat lagi kulakukan. Aku begitu lemah tanpanya.
Berjalan mengitari kota Makassar dan mengunjungi
beberapa tempat hiburan bukanlah solusi yang dapat mengobati piluku saat ini.
Semua hanya kesenangan semata untuk waktu yang singkat, sementara ku tak pernah
tahu entah kapan kesedihanku ini akan berakhir.
Dia telah pergi, lebih tepatnya mungkin jika
dikatakan kami telah berpisah tepat setahun ketika pertama kali ku mengenalnya.
Selama ini berbagai rintangan menyelimuti hubungan kami, permasalahan silih
berganti mencoba merobohkan genggaman tangan kami. Namun semua itu dapat ku
tepis hingga kami tetap bersama walaupun pernah suatu waktu sempat berpisah
namun kami dapat melewatinya.
Dia kini tak lebih dari sosok yang hanya dapat
kurindukan, namun meski begitu ku tak dapat berbuat apa-apa, ku ingin sekali
mengirimkan pesan singkat kepadanya setidaknya mengetahui kabarnya hari ini
atau mungkin mengetahui kesibukannya. Ku hanya titipkan rinduku kepada Tuhan
dan kuharap dia baik-baik saja.
Janji yang selama ini ku lontarkan kini bulai ku
kubur dalam-dalam bersama kenangan ku selama ini, meski begitu indah namun tak
dapat aku simpan selamanya karena hanya akan menjadi bagian yang membuatku tak
dapat melupakannya, dia telah jauh, pergi jauh dari hatiku untuk selamanya.
Hari-hariku tak lagi berwarna tanpanya, semua terasa jelas ketika dia berpaling
melangkahkan kakinya meninggalkanku.
Ku teringat ketika kami menghabiskan waktu bersama
dikampus, meski taman kampus tak begitu indah dan tertata dengan baik, namun
kami betah disana dan satu-satunya alasan karena dirinya. Didialm ruang
berukuran 3 x 3 ini kucoba jadikan istana untuk merenungi kesalahanku, kesalahan
yang teramat bodoh kulakukan karena dia yang begitu sabar mendampingiku bahkan
ketika ku bimbang pada suatu persoalan dialah yang selalu hadir menopangku dan
sekarang ku biarkan pergi bahkan ku minta dia pergi. Sungguh kebodahan yang
teramat besar.
Namun itu telah terjadi, dan tak perlu lagi
disesali.
Ingatan Lalu
Mencintainya
adalah kesempatan yang terindah dalam hidupku.
Meski tak dapat hidup bersama tapi ku sangan
bersyukur kepada tuhan karena telah memberiku kesempatan untuk dapat
mencintainya dan merasakan pelukannya. Hari demi hari kami lewati bersama, kami
bahagia bahkan bahagia sekali, dia
adalah gadis yang begitu indah dimataku sehingga dapat membuatku nyaman berada
didekatnya.
Liburan belum lama ini lebih terkesan menurutku,
karena pada kesempatan ini dia berhasil saya bawa kerumah, bertemu dengan orang
tua dengan secara tidak langsung memperkenalkannya. Saya tinggal di Kabupaten
Bantaeng, salah satu Kabupaten yang di Sulawesi Selatan. Selama satu hari kami
menghabiskan waktu bersama.
Pagi itu tepatnya pada hari sabtu sebelum saya bawa
kerumah, kami sempat ketemu di taman bunga atau oran lebih kenal dengan sebutan
pantai lamalaka dia benar-benar datang. Pagi itu kami mulai pembicaraan dan
candaan, semua mencair melebur bersama kebahagiaanku dan dilengkapi dengan
segelas the susu dan jus buah, pagi itu memang begitu indah. Setelah kami
menikmati minuman kami masing-masing kami mulai bergegas meninggalkan taman dan
ku ajak dia kerumah, dia sempat ragu karena menurutnya ini adalah kali
pertamanya kerumah laki-laki dan merasa beruntung karena lelaki pertama yang
berhasi mengajaknya bertemu dengan orang tuaku. Setalah sampai dirumah kami
istirahat sejenak sebelum kerumah salah seorang temannya yang ada dibantaeng.
Ku begitu menikmati hari itu, sunggu hari yang menyenangkan.
Sesampai di salah satu daerah sebelum sampai dirumah
temannya, kami sempat singgah karena menurut temannya, rumahnya agak terpencil
jadi kami lebih memilih untuk janjian ditempat lain. Di tempat itupun kami
sempat saling bercanda sambil menunggu temannya datang menjemput. Candaan kami
berupa taruhan tentang arah mana temmnya akan datang karena kami berada tepat
disalah satu persimpangan. Sempat sesekali saya mengerjainnya bahwa temannya
telah datang dari arah yang saya pilih dan diapun langsung menoleh, tapi itu
hanya candaan. Sekitar 15 menit menunggu temannya pun datang dan kami
kerumahnya bersama-sama, memang jarak yang masih lumayan juah.
Dirumah itu kami saling berbagi cerita, tawa dan
canda.
Hari sudah sore, dan tiba waktunya kami kembali, sesampai
dirumah kami makan siang bersama dengan menu seadanya, tapi dia tak
mempermasalahkan hal itu. Malam ini kami berencana pergi nonton konser
bersama-sama. Sore ini kami menghabiskan waktu di rumah, mengobrol dan berbagi
cerita, karena kami memang tak sempat
bertemu selama seminggu. Seperti biasanya tak ingin genggam tangannya, mencoba
merasakan jauh kedalam dirinya, dan pada saat itu kurasakan kenyamanan serta
kasih sayangnya. Aku begitu menyayanginya. Rasa sayang yang begitu tulus
untukknya.
“Ku harap genggaman tangan ini tak akan pernah
terpisahkan dek” itulah kalimat yang selalu ku sampaikan padanya, sebuah
harapan dari dalam hatiku. Ku merasakan kelembutan jemarinya sehingga ku tak
ingin melepasnya dengan cepat. Ku tatap jauh kedalam matanya dan kembali
mengatakan bahwa ku ingin jadikan dia istriku. Pendamping hidupku hingga tua
nanti, kucoba yakinkan dirinya sambil mencium keningnya.
Sore itu kami menerawang jauh kedepan, dan kuharap itu dapat tercapai, itu do’aku pada Tuhan. Karena tangan Tuhanlah yang dapat menyatukan kami.
3 comments:
Hanya mampu berkomentar...
Boleh jadi kamu menyukai sesuai tapiitu buruk bagimu dan boleh jadi kamu tak menyukainya tapi itu baik bagimu.....
jika bertahan membuatmu terluka...maka pergilah wlupn ingin tetap bersama...
Alonee
Nur Isra Ahmad
- makasih mba masukannya, sepakat
irma Bahtiar
- iya mba, tetap bertahan pastinya demi rasa sayang
Post a Comment