About

Tuesday, June 4, 2013

Hari ini, Bukanlah Hari Yang Indah

Makassar, 04 Juni 2013
setalah menjalani aktivitas  perkuliahan hari ini, dan ku coba pikirkan untuk aktivitas selanjutnya. tak seperti biasanya, tak ada agenda penting hari ini, tak ada pertemuan yang harus dihadiri. ku merasakan diri ini layaknya air yang mengalir dari hulu sampai hilir, tak ada yang istimewa, bahkan ku hanya patung hidup yang hanya digerakkan oleh alam. Ya.. layaknya seperti patung yang tak memiliki kemampuan untuk memikirkan langkah sendiri..

Sore ini dibalik kebimbangan ku coba hibur diriku dengan aktivitas yang hampir setiap hari kulakukan yaitu mengutak atik internet, mulai dari facebookan sampai mengedit tulisan di blog pribadiku. 

Tapi itu tak mampu mengembalikan jiwaku yang hilang, aku hanyalah jasad dengan jiwa yang kosong. Aku hanya ingin sendiri, menepi dabalik keramaian para mahasiswa dikampus sore itu. 

Kulangkahkan kakiku meski tak tahu arah entah kemana. Jujur, aku tak tahu entah kemana. ku hanya bisa melangkah dan terus melangkah hingga dari kejauhan terlihan kemewahan bangunan yang berdiri kokoh ditengah
keramaian kota makassar yang menjadi sombol Kampus Universitas Negeri Makassar.

Ku lanjtkan langkahku untuk menuju ke gedung  itu, hingga kusampai kepekarangan yang begitu indah meski masih terdapat bungkusan makanan dan botol air minum yang tergeletak dimana-mana, mungkin karena tempat sampah yang belum disediakan.

Begitu ramai sore ini dengan aktivitas para mahasiswa karena minggu ini merupakan minggu terakhir pengurusan dan pendaftaran KKN. Semua sibuk mengurus persiapan administrasi dengan membawa map merah mereka asyik memasuki ruangan demi ruangan yang ada digedung kebanggaan kampus orange itu.

Kuperhatikan aktivitas mereka satu per satu,  dibalik kesibukan mereka, ada yang datang hanya untuk mengambil gambar, saling memotret secara bergantian dengan gaya layaknya foto model. Kususuri  beberapa sisi gedung itu dan terlihan beberapa pasangan yang asyik berbagi cerita, bercanda bahkan sesekali pria itu membelai rambut kekasihnya yang terurai panjang dan agak bergelombang. Ku kembali langkahkan kakiku menuju pojok gedung dan berhenti sejenak untuk memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang tepat disamping gedung. Kulepas ransel yang ada dipunggungku dan menyimpannya tepat dianak tangga yang mengelilingi gedung tersebut. Ku duduk sejenak sambil menatap gedung plamboyan yang berada tepat sebelah timur.


Soren yang begitu sejuk dan kurasakan kenyamanan ditempat ini, ku gapai ransel yang ada disampingku dan kukuluarkan buku catatan  dan pena yang selalu menemaniku setiap hari. sembari  membuka lembaran kosong, terdengar dari kejauhan suara gendang yang mengiringi mahasiswa UKM Seni yabg sementara asyik latihan tari. sunggu suasana yang nyaman dan membuatku betah untuk tetap bertahan ditempat ini.


Kucoba coretkan penaku tepat diatas kertas putih yang ada ditangan kiriku, kata demi kata kusulap menjadi sebait kalimat, sejenak kuberhanti menulis, hingga suara kendaraan yang berlalu lalang seakan-akan membisikkan inspirasi tentang suasana sore itu.

Semua menjadi indah meski terkadang kumasih belum menemukan jiwaku yang hilang. ku tak ingin mencari penyebabnya karena semua telah tergambar dengan jelas dalam ingatanku.  Kuhanya ingin menyendiri, menepi dibalik keramaian sore itu, menyatu dengan alam , ku berbaur dan berkomunikasi dibalik kepedihan hati. Warnaku telah hilang terbawa arus bersama dirinya yang tega meninggalkanku sendiri ditepi alam yang kuanggap masih kurang peduli terhadapku.

Ku hanya ingin sendiri, menepi dibalik keramaian kota makassar, menyediri ditengah kerisauan hati.

No comments:

 

Total Pageviews

Pages