About

Wednesday, March 5, 2014

Kembali Hari Yang Lalu

Akhir-akhir ini dia kembali mewarnai hariku, senyumnya kembali terpancar dari raut wajah indah yang berada tepat dihadapanku. Dia kembali mengisi hari-hariku setalah sekian lama menghilang entah kemana. Hadirnya pun tak kuduga bahkan tak tahu hingga seperti ini, namun tiba-tiba saja dia hadir didekatku.

Hhhhhmmm... dia begitu perhatian, saya mulai curiga, akankah tetap bertahan seperti ini ? karena yang ku tahu, sifatnya yang perhatian seperti ini tak pernah bertahan lama. Ah.. terserah deh, kalaupun dia harus marah kembali, setidaknya jalani saja hari ini.
“Di mana“? Tanya dia lewat pesan singkat
“Di Kampus, sementara ada kuliah..” jawabku
“Ow..”
 itu kan, baru saja saya puji tentang sifatnya yang perhatian, eh.. kembali lagi dia kirim pesan yang singkat sekali...:(

hari sudah sore, setalah pulang kuliah rencana dia mau menemaniku kerumah temannya untuk meminjam
buku mata kuliah, karena ada tugas yang harus saya selelaikan malam ini. Kali ini saya yang menjempunya di rumah. Sesampai di sana, tampak dia sudah siap untuk berangkat, sehingga tak perlu menunggu waktu lama, sesampai disana pun kami langsung berangkat.

Namun sebelum ini saya sempat berdiri didekatanya depan cermin.
“Kalung ini saya kenakan atau lepasa saja”? tanyaku
“dipakai saja, serasi ko” jawabnya singkat
“habis dari rumah temanku, langsung ke grahamedia ya, ada novel yang ingin saya beli”. Lanjutnya sambil bertanya padaku
“iya, boleh, novel apa”?
“ada deh.. liat entar aja..”
“hhhmmmmm...”

Kami pun melewati jalan raya Andi Pangeran Pettarani, kondisi jalanan sore itu macet seperti biasa, ya.. mungkin karena jam pulang kantor. Dan seperti dugaanku. Dia selalu saja emosi jika jalanan macet.. ngga bisa apa sabar saja..

Sesampai di rumah temannya baru merasa lega, tak lama kemudian setelah kirim pesan singkat, temannya pun keluar menemui kami dan langsung mempersilahkan kami masuk ke rumahnya. Tak lama duduk di kursi, temannya pun yang bernama Anty keluar dengan membawa dua gelas minuman dingin, dan kembali kedalam, dalam waktu yang tak lama kembali keluar menemui kami dengan membawa dua jenis makanan ringan untuk menemani minuman dingin yang dibawa sebelumnya.
“silakan diminum” sapanya mempersilakan
“iya kak” jawabku Dia adalah seniorku, tepatnya teman sekelas kakakku
“udah, minum aja, mda usah malu-malu, nah tuh juga kuenya, dari luar kota katanya, sayang jika dilewatkan” sambung kakakku sambil bercanda
Saya hanya menjawab dengan senyuman karena tak tahu harus mengatakan apa, sambil menikmati minuman, saya perhatikan keseruan pembicaraan mereka berdua, seperti saja teman yang telah lama tak bertemu.

Setelah beberapa menit duduk dan menikmati minuman, kami pun pamit karena harus ke toko buku, apa lagi bertamunya tidak tepat waktu karena pas waktu shalat magrib.
Sesampai di Mall, kami tak langsung ke grahamedia, tetapi ke ATM centre terlebih dahulu karena saya tak membawa uang tunai, kami sempat keliling, dan kali ini saya menikmatinya, dia lebih seru ditemani jalan, dengan candanya sesekali melengkapi pembicaraan kami,
“kita foto box yuk”,
“berapa biayanya” tanyaku kembali
“kurang tahu juga, kita tanya saja terlebih dahulu”
“nanti saja, ke grahamedia saja dulu” jawabku
“ow, ya sudah”
Saya kembali memperhatikan dia yang sesekali melirik ke toko pakaian yang menjual kaos bermerk yang tak jauh dari tempat yang kami lewati. Sesampai di grahamedia, kami langsung ke rak novel, dan sesampai di sana, langsung saja dia menarik novel yang ada di rak.
“Jadi itu yang mau dibeli?”
“bukan, tapi sepertinya yang ini juga menarik”
“judulnya?”
“Memang Jodoh” karya terakhir dari penulis Siti Nurbaya”
coba saya lihat” seketika saya membaca sinopsis dari novel itu, dan memang menarik, sebuah novel yang berbicara tentang etnik, dimana pemeran utama yang berasal dari minangkabau berkesempatan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan luar negeri namun ditolak oleh orang tuanya, orang yang dia harap untuk mendukukungnya, dan akhirnya pemeran utama tersebut pergi merantau dan akhirnya menemukan cintanya, dan dia pun menjadi anak yang terbuang demi memeprtahankan cintanya itu”

Novel yang sangat menarik perhatianku, setalah membaca sinopsis dari novel tersebut, dia kembali menyodorkan novel yang lain, “ku kembalikan cintaku” namun tak sempat ku baca sinopsis dari novel tersebut, kembali dia menyodorkan novel yang lain.

“Ini nih yang saya cari, 99 Cahaya dilangit Eropa”
Dia sepertinya bahagia sekalai setelah menemukan novel itu, padahal kan banyak koleksinya,
“jadi mau beli yang mana” tanyaku
“tunggu dulu, kita lihat-lihat yang lain”

Kami beralih ke rak yang lain, dan dengan kocaknya dia menawarkan beberapa novel yang dari judulnya dapat kuketahui bahwa dia merangkai kata untuk menggodaku. Saya hanya berdiam diri sambil menikmati senyumannya. “Hhhmmm.. andai dia seperti ini terus” bisikku dalam hati
“yang ini juga keren” sambil menawarkan novel yang baru yang diambil dari rak sebelah
The Kite Runner, ini adalah salah satu novel yang ditulis oleh Khaled Hosseini, salah satu novel best seller dunia dan telah terjual puluhan juta copy dan telah diterjemahkan kedalam 42 bahasa, the kite runner adalah buku pertama dari tiga buku yang ditulis oleh Khalled Hosseini dan buku ketiganya sudah saya miliki, dan itupun merupakan novel best seller”

Saya hanya dia sambil mendengarkan antusias dia menjelaskan, dan sepertinya dia memang mengetahui banyak hal dari penulis novel tersebut bahkan beberapa karnyanya.

“sepertinya saya ingin masukkan novel ini dalam koleksiku” lanjutnya
“coba saya lihat”, “keren juga” kataku
“iya dong” singkatnya
Dia tampak bingung untuk membeli salah satu novel yang ada ditangannya, ada tiga judul novel yang dia pegang sementara uangnya hanya mampu membayar satu novel saja..
“tujuan kesini mau membeli yang mana” tanyaku
yang ini” sambil menunjukkan novel dengan sampul merah 99 Cahaya Di langit Eropa
“ya sudah, beli yang itu saja, dan saya bayar yang ini” sambil menunjuk novel the kite runner  yang masih ada ditangannya dan sejak tadi dipujinya.
“jadi ingin beli novel juga? Bukannya buku mata kuliah? Tanyanya dengan raut muka menyindir
“iya, saya jatuh cinta dengan novel ini” jawabku sambil menarik novel yang masih ditangannya”
ya sudah, atau kamu bayar yang ini saja, novel yang berbicara tentang etnik keren loh”
“tidak ah, yang the kite runner saja” mempertegas pilihanku

Setelah beberapa saat berdiskusi tentang novel yang kami ingin beli, kami langsung menuju kasir sambil membawa novel masing-masing pilihan kami. Sambil antri di kasir, tetap saja dengan gaya candanya sesekali menggodaku. Hhmm.. dasar, sepertinya dia memang memiliki kemampuan untuk meluluhkan hatiku.. ucapku dalam hati.

Kami pun meniggalkan grahamedia dan menjalan menuruni tangga skalator, sesekali dia merangkulku dari samping, dan akupun tak mempermasalahkan itu, karena ku tahu itu merupakan tanda bahwa dia masih nyaman berada didekatku. Dan saya tahu bahwa dia begitu menyayangiku, bahkan ketika kami tak bersama selama ini.
“oiya dek, kamu cantik dan serasi sekali dengan jilbab itu”.
Dia kembali melirik dan menggodaku dengan pujian.
“masa sih kak”
“iya, serasi dengan raut wajahmu, dengan kacamatamu, bahkan begitu serasi dengan senyum itu”
Terangnya sambil menunjuk kearahku
“Dan tahu tidak, senyum itulah yang selalu menghangatkan dan membuat nyaman hari-hariku, dan ingin ku selalu menikmatinya, “saya sayang dek sama kamu”

Sambil tersenyum dia membawaku larut dalam setiap kalimatnya
“iya kak, saya tahu itu” seketika ku jawab dan dengan senyum ku yakinkan akan perasaanku
Dan dia kembali merangkulku sambil berjalan keluar dari mall menuju parkiran. Dan kusaksikan bahwa dia menikmati malam ini sama seperti aku yang masih berkesempatan jalan bersamanya, hal yang selalu ku inginkan ketika dia tak ada didekatku.
“Aku pun sangan menyayangimu kak, bahkan lebih dari yang kakak tahu” ku yakinkan diriku dari dalam hati bahkan saya merasakan hal yang sama seperti yang selalu dia katakan


Adhy Wj

No comments:

 

Total Pageviews

Pages