About

Saturday, January 12, 2013

Tangisku Akan Penguasa "Negeriku Indonesia"

Meski masih ditertawakan oelh sebagia besar orang-orang yang tak mengerti arti usaha dan kesunguhan.
menjadi bahan comoohan dari kalangan elite yang mestinya mengangkat kami dari keterpurukan tiada akhir.

Aku selalu menuntut akan orasi yang dilontarkan oleh calon penguasa pada saat kampanya di Negeri ini, setiap kata dan kalimat aku tanamkan dalam hati kecil ini hingga tiba masanya kuberniat untuk menagih janji itu. Namun tak sedikit pun yang keluar dari lisanku menjadi pertimbangannya, melainkan bodiguard dan penjaga istananya menjadi lawanku yang hanya berharap sedikit sentuhan untuk merasakan arti ketenangan hidup ini..
"alankah angkuhnya mereka setelah kami mempercayainya untuk menjadi pemimpin" itulah kata yang terbesik dipikiranku..

Aku terkadang marah pada dunia yang tak adil dalam hidupku,
sesekali terniang dalam pikiranku untuk lari dari dunia yang bagiku mencoba mematahkan langkahku.

Hingga kutemukan sosok kesadaran dalam diri bahwa kesendirian bukanlah akhir dari kehidupan, hidupku tak haru kugantungkan pada makhluk yang tak memiliki hati namun cukuplah kederhanaan dalam hidupku yang dapat membuatku bertahan.

Cinta yang membawaku pada kedamaian telah menjadi hiasan dalam hidupku
Aku tak peduli jika para kaum elite tak pernah menyentuh hidupku,
aku tak akan berharap pada manusia, Manusia yang katanya cerdas namun tak bermoral, yang menganggap dirinya raja namun tak lebih hina dari sampah jalanan.

Aku akan bangga pada hidupku
meski sesuap nasi sangat susah kudapatkan
namun setidaknua ku mampu menghargai antar sesama dengan hidup yang sederhana.


Adhy (karya yang terlupakan)

No comments:

 

Total Pageviews

Pages