“…… Biarkan Aku Melukis Bayangmu, Karena Semua Mungkin
Akan Sirna. Bagai Rembulan Sebelum Fajar Tiba, Kau Selalu Ada Walau Tersimpan
Direlung Hati Terdalam……” (Adera)
Pagi menyambut dengan lirih, tampaknya aku terlambat
lagi bangun hari ini. Saat beranjak dari tempat tidur dan membuka jendela,
mentari telah meninggi dan seketika menyilaukan mataku yang baru terbuka dengan
sinarnya. Hhmmmm.. suasana kota makassar sudah tampak ramai, mereka sibuk
dengan aktivitasnya masing-masing, suara
klakson kendaraan pun tak kalah ramainya seakan para pengendera ingin menerobos
jalanan dan sampai ke tempat tujuan segera.
Pagi ini saya tak ada rencana untuk pergi kesuatu
tempat. Akhir-akhir inipun lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Belajar musik,
nulis, atau setidaknya cuma main game. Menulis, akhir-akhir ini pikiran itu
muncul kembali, selama ini telah banyak cerita yang luput dari coretanku bahkan
untuk mencipta ide pun tak ada.
Setelah lelah melihat kondisi jalanan yang semakin
semrawut oleh para pengendara tak taat aturan, saya kembali kedalam rumah dan
mengambil segelas air minum untuk melepas dahaga setelah tidur semalaman, ku
teguk air itu sambil melangkah kedalam kamar lalu ku letakkan gelas yang telah
kosong diatas meja samping tempat tidur. Kuraih smartphone yang tak jauh dari
gelas kosong itu lalu mengaktifkannya, sambil tersenyum saya memandangi background
smartphoneku, sebuah foto lama tapi tetap terlihat romantis. foto yang saya
ambil ketika jalan-jalan ke sumpangbita bersamanya beberapa bulan yang lalu. “Dia lagi ngapai ya”? tiba-tiba teringat olehnya walau sebenarnya
semalam kami menghabiskan waktu sebelum tidur untuk SMSan. Kuraih
handphone lainnya yang terletak diatas tempat tidur lalu menghubunginya. Setelah berdering dua kali, terdengarlah suara sapaan yang tak lazim lagi, lalu kubalas sapaannya dan mengatakan bahwa aku tiba-tiba teringat olehnya pagi ini. Sambil bercanda dan diselingi tawa yang membuatku semakin nyaman. Pambicaraan kami ditelehphon tidak terlalu lama karena saya mengerti dengan aktivitasnya. Namun hal itu telah menambah keindahan pagi ini.
handphone lainnya yang terletak diatas tempat tidur lalu menghubunginya. Setelah berdering dua kali, terdengarlah suara sapaan yang tak lazim lagi, lalu kubalas sapaannya dan mengatakan bahwa aku tiba-tiba teringat olehnya pagi ini. Sambil bercanda dan diselingi tawa yang membuatku semakin nyaman. Pambicaraan kami ditelehphon tidak terlalu lama karena saya mengerti dengan aktivitasnya. Namun hal itu telah menambah keindahan pagi ini.
Mey Mey, itulah panggilanku untuknya. Walau sebenarnya
sapaan dari teman-temannya selama ini adalah Lany. Dia pernah mempertanyakan
mengapa aku memanggilnya Mey Mey, “karena itu panggilan sayang dari saya dan
tak ingin sama dari teman-temanmu” Jawabku spontan. Dia hanya tersenyum manis
dan saya tahu apa yang dia pikirkan saat itu. Aku menyayanginya, bahkan sangat
sayang sama dia. Bukan karena dia bisa memberikan segalanya buat saya, tetapi
karena dia bisa membuat saya nyaman ketika bersamanya, mendengar suarnya via
telepon, bahkan ketika obrolan kami hanya lewat LINE. Keceriaannya membuatku
semakin mengaguminya dan perlakuannya membuatku bertahanan hingga saat ini.
“aku mencintaimu hari ini, bahkan lebih besar dari
hari kemarin”
Harapanku bersamanya semakin mendalam, dan dia pun
menyambut dengan cinta yang sama bahkan lebih besar, “katanya”. Walau
sebenarnya Selama ini aku hanya memberikan kesederhanaan, bahkan sangat
sederhana hingga terkadang aku merasa malu ketika ada barang yang ingin ku
hadiahkan lalu aku tak mampu membelikannya. “belum
saatnya sayang” bujuknya. “Mari kita mulai dari hal yang sederhana, sekarang
mungkin kita belum memiliki apa-apa, tapi kita tidak tahu hari esok. Usaha saja
lalu kemudian berdoa, insya Allah esok akan lebih baik” nasihatnya
kepadaku. “udah pintar ya menasihati saya”?
balasku dengan candaan. dia hanya tertawa dan itu menambah kecantikan raut
wajahnya.
“aku
menyayangimu hari ini, dan untuk selamnya”
Adhy Wj
No comments:
Post a Comment