About

Wednesday, June 3, 2015

Merindu Cinta dibalik Senyumanmu

“…… Biarkan Aku Melukis Bayangmu, Karena Semua Mungkin Akan Sirna. Bagai Rembulan Sebelum Fajar Tiba, Kau Selalu Ada Walau Tersimpan Direlung Hati Terdalam……” (Adera)


Pagi menyambut dengan lirih, tampaknya aku terlambat lagi bangun hari ini. Saat beranjak dari tempat tidur dan membuka jendela, mentari telah meninggi dan seketika menyilaukan mataku yang baru terbuka dengan sinarnya. Hhmmmm.. suasana kota makassar sudah tampak ramai, mereka sibuk dengan  aktivitasnya masing-masing, suara klakson kendaraan pun tak kalah ramainya seakan para pengendera ingin menerobos jalanan dan sampai ke tempat tujuan segera.

Pagi ini saya tak ada rencana untuk pergi kesuatu tempat. Akhir-akhir inipun lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Belajar musik, nulis, atau setidaknya cuma main game. Menulis, akhir-akhir ini pikiran itu muncul kembali, selama ini telah banyak cerita yang luput dari coretanku bahkan untuk mencipta ide pun tak ada.

Setelah lelah melihat kondisi jalanan yang semakin semrawut oleh para pengendara tak taat aturan, saya kembali kedalam rumah dan mengambil segelas air minum untuk melepas dahaga setelah tidur semalaman, ku teguk air itu sambil melangkah kedalam kamar lalu ku letakkan gelas yang telah kosong diatas meja samping tempat tidur. Kuraih smartphone yang tak jauh dari gelas kosong itu lalu mengaktifkannya, sambil tersenyum saya memandangi background smartphoneku, sebuah foto lama tapi tetap terlihat romantis. foto yang saya ambil ketika jalan-jalan ke sumpangbita bersamanya beberapa bulan  yang lalu. “Dia lagi ngapai ya”? tiba-tiba teringat olehnya walau sebenarnya semalam kami menghabiskan waktu sebelum tidur untuk SMSan. Kuraih
handphone lainnya yang terletak diatas tempat tidur lalu menghubunginya. Setelah berdering dua kali, terdengarlah suara sapaan yang tak lazim lagi, lalu kubalas sapaannya dan mengatakan bahwa aku tiba-tiba teringat olehnya pagi ini. Sambil bercanda dan diselingi tawa yang membuatku semakin nyaman. Pambicaraan kami ditelehphon tidak terlalu lama karena saya mengerti dengan aktivitasnya. Namun hal itu telah menambah keindahan pagi ini.


Mey Mey, itulah panggilanku untuknya. Walau sebenarnya sapaan dari teman-temannya selama ini adalah Lany. Dia pernah mempertanyakan mengapa aku memanggilnya Mey Mey, “karena itu panggilan sayang dari saya dan tak ingin sama dari teman-temanmu” Jawabku spontan. Dia hanya tersenyum manis dan saya tahu apa yang dia pikirkan saat itu. Aku menyayanginya, bahkan sangat sayang sama dia. Bukan karena dia bisa memberikan segalanya buat saya, tetapi karena dia bisa membuat saya nyaman ketika bersamanya, mendengar suarnya via telepon, bahkan ketika obrolan kami hanya lewat LINE. Keceriaannya membuatku semakin mengaguminya dan perlakuannya membuatku bertahanan hingga saat ini.

“aku mencintaimu hari ini, bahkan lebih besar dari hari kemarin”

Harapanku bersamanya semakin mendalam, dan dia pun menyambut dengan cinta yang sama bahkan lebih besar, “katanya”. Walau sebenarnya Selama ini aku hanya memberikan kesederhanaan, bahkan sangat sederhana hingga terkadang aku merasa malu ketika ada barang yang ingin ku hadiahkan lalu aku tak mampu membelikannya. “belum saatnya sayang” bujuknya. “Mari kita mulai dari hal yang sederhana, sekarang mungkin kita belum memiliki apa-apa, tapi kita tidak tahu hari esok. Usaha saja lalu kemudian berdoa, insya Allah esok akan lebih baik” nasihatnya kepadaku. “udah pintar ya menasihati saya”? balasku dengan candaan. dia hanya tertawa dan itu menambah kecantikan raut wajahnya.

“aku menyayangimu hari ini, dan untuk selamnya”


Adhy Wj


No comments:

 

Total Pageviews

Pages