About

Thursday, June 26, 2014

Strategi Komunikasi Publik

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Sebagai warga Negara Indonesia, tentunya merupakan sebuah upaya bersama untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Hal ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah Negara tetapi seyogyanya setiap warga negara memiliki peran dan partisipasi untuk menyalurkan segala potensi yang dimilikinya untuk pembangunan dan kemajuan Negara Indonesia.
Berdasarkan dari hal tersebut, sumber utama penerimaan Negara berupa pajak perlu terus ditingkatkan untuk mendukung pembangunan nasional. Seorang warga Negara seyogyanya mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak baik perorangan pribadi maupun lembaga jika telah memenuhi syarat sebagai wajib pajak, disamping itu seorang wajib pajak hendaknya membayar pajak tepat pada waktunya. Sehingga anggaran tersebut dapat disalurkan keberbagai daerah untuk kepentingan masyarakat baik dalam bidang pendidikan, bidang kesehatan, infrastruktur jalan, jembatan dan sebagainya. Pajak juga digunakan untuk membiayai berbagai subsidi seperti bahan bakar minyak (BBM), listrik, pupuk, dan masih banyak lagi.

1
Hal ini tentunya menjadi peran bagi Direktorat Jenderal Pajak untuk mensosialisasikan kepada masyarakat umum agar menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Karena tanpa hal itu, maka masyarakat akan bersifat acuh terhadap hal tersebut. Sebagaimana yang kita saksikan bersama, baik dimedia cetak maupun eletronik bahwa terdapat lembaga diwilayah tertentu yang telah lama tidak membayar pajak.
Melalui komunikasi yang efektif oleh Direktorat Jenderal Pajak maka informasi terkait pembayaran pajak oleh calon wajib pajak maupun wajib pajak maka dapat berjalan dengan baik. Informasi tersebut bukan hanya terfokus pada sektor perkotaan melainkan juga pada pedesaan. Pada intinya ketika berbicara tentang komunikasi publik  maka sebuah upaya agar informasi tersebut bisa tersebar dan sampai pada masyarakat umum.
Selain itu, kantor pajak merupakan pusat informasi terkait pajak yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga dalam hal ini kantor pajak dapat menjadi tempat yang bisa mewadahi segala informasi yang dibutuhkan demi meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait perpajakan. Pelayanan yang baik menjadi hal yang sangat berpengaruh dan mempengaruhi masyarakat secara kontinyuitas berkunjung ke kantor pajak untuk memperoleh informasi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan pada tanggal 03 - 10 Februari 2014, Kantor Pajak KPP Makassar Selatan telah tersedia pusat informasi dan pelayanan sebagaimana seharusnya. Setelah wawancara awal terhadap Kepala Seksi Ekstensifikasi yang merupakan bagian yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, merasa harus memiliki daya kreatifitas dan trik khusus dalam melakukan suatu program sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk menghadiri kegiatan yang berkaitan dengan informasi perpajakan, karena berdasarkan dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, penyuluhan yang dilaksanakan di Aula Kantor Pajak KPP Makassar Selatan tidak pernah berhasil mencapat target peserta, dari target 100 orang terkadang kurang dari 50 persen yang hadir.
Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa minat masyarakat untuk memperoleh informasi maupun pengetahuan terkait prerpajakan masih minim. Sehingga dibutuhkan sebuah upaya untuk menindak lanjuti dari apa yang telah dilaksanakan melalui proses yang baru. Disamping perlunya dilakukan inovasi dalam melaksanakan program penyuluhan kepada masyarakan calon wajib pajak maupun wajib pajak oleh Direktoran Jenderal Pajak dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan, Proses penyampaian informasi melalui media komunikasi juga manjadi hal yang sangat penting demi meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait perpajakan dan masyarakat dapat sadar akan kewajiban membayar pajak.

2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah yaitu “Bagaimana strategi komunikasi publik melalui penerapan karakteristik komunikasi dalam menyampaikan informasi, baik secara proses yang berkelanjutan dan terus menerus, upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan, adanya kerjasama dari para pelaku yang terlibat, pemanfaatan bahasa verbal (kata-kata, kalimat-kalimat, angkat-angkat dan tanda-tanda), serta adanya proses transaksional (memberi dan menerima) antara kantor pelayanan pajak pratama makassar selatan dengan masyarakat umum

3.      Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui proses komunikas publik dalam memberikan informasi kepada masyarakat melalui penerapan karakteristik komunikasi baik secara proses yang berkelanjutan dan terus menerus, upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan, adanya kerjasama dari para pelaku yang terlibat, pemenafaatan bahasa verbal (kata-kata, kalimat-kalimat, angkat-angkat dan tanda-tanda), serta adanya proses transaksional (memberi dan menerima) antara kantor pelayanan pajak pratama makassar selatan dengan masyarakat umum
4.      Manfaat Skripsi
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
a.       Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi pemerhati kajian ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan informasi perpajakan.
b.      Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi masyarkat dalam peningkatan pengetahuan terkait perpajakan, perkembangan kemajuan kantor pajak pada khususnya dan Negara pada umunya.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A.    Tinjauan Pustaka
1.      Pengertian Strategi
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Halim (http://carapedia.com/pengertian_definisi_strategi_info2036.html). Diakses sabtu, 12 Februari 2014 Pukul 11.25 WITA mengemukakan bahwa:
Strategi adalah suatu cara dimana organisasi / lembaga akan mencapai tujuannya, sesuai dengan peluang - peluang dan ancaman - ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan internal.
Marrus (http://eprints.uny.ac.id/8632/3/BAB%202%20-%2008417141011. pdf). Diakses sabtu, 12 Februari 2014 Pukul 11.25 WITA menyatakan bahwa:

5
Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat dipahami bahwa strategi merupakan suatu rangkaian atau upaya yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam menyusun suatu program demi mencapai tujuan organisasi
2.      Pengertian Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam proses interaksi antar sesama manusia tidak pernah lepas dari peran komunikasi, hal ini juga ditunjukkan dalam sebuah lembaga, baik internal lembaga itu sendiri maupun antara lembaga dengan masyarakat umum. Kedua hal ini tidak akan bejalan dengan baik dari segi proses penyampaian pesan jika penggunaan komunikasi tidak dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam proses penyampaian pesan demi mendukung tercapainya tujuan dari komunikator. Berbagai media dapat digunakan demi tercapainya proses komunikasi yang baik, baik media tradisional maupun modern sebagai sarana penyampaian pesan-pesan.
Teori komunikasi matematis dari Shannon dalam Fiske sangat diterima secara luas sebagai salah satu  dasar berkembangnya ilmu komunikasi. Teori ini adalah contoh yang jelas dari mazhab proses, yang memandang komunikasi sebagai transmisi pesan.
Dalam pemikiran tersebut, hal yang menjadi fokus utama adalah bagaimana mencari jalan agar saluran-saluran komunikasi dapat digunakan seefisien mungkin. Mereka memproduksi sebuah teori  yang memungkinkan mendekati permasalah  terkait bagaimana mengirim informasi dengan jumlah yang maksimal pada saluran yang ada, dan bagaimana mengukur kapasitas sebuah saluran untuk membawa informasi. Model dasar tentang komunikasi menampilkan komunikasi sebagai proses linier yang sederhana.

      


            Shannon dan Weaver mengidentifikasikan tiga tingkatan permasalahan dalam ilmu komunikasi, Yaitu:
1)      Permasalahan teknis, yaitu seberapa akurat sebuah simbol dapat mentransmisikan komunikasi.
2)      Permasalahan semantik, yaitu seberapa tepat simbol yang ditransmisikan menyampaikan makna yang diinginkan.
3)      Permasalahan keefektifan, yaitu seberapa efektif makna yang diterima memengaruhi perilaku seperti yang diinginkan.
Effendy (2001: 13) mengemukakan bahwa:
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.
Purwanto (2003: 20), mengemukakan bahwa:
Komunikasi organisasi adalah suatu proses komunikasi yang menggunakan media yaitu bahasa atau simbol-simbol yang bisa digunakan untuk mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui proses komunikasi agar diperoleh suatu hasil yang sangat berarti bagi suatu organisasi.
Selanjutnya Wulandari (2007) mengatakan bahwa peran pimpinan dalam peningkatan komunikasi pada sebauah organisasi membutuhkan tiga hal, yaitu:
1.      Semua pemaian harus memiliki kemampuan yang tepat dan mengerti komunikasi yang baik. Komunikasi bukanlah proses yang indah dan banyak orang membutuhkan pengertian yang mendalam mengenai issue komunikasi.
2.      Komunikasi organisasi yang efektif membutuhkan iklim atau budaya yang mendukung komunikasi yang efektif. Lebih spesifik iklim ini akan membutuhkan kejujuran, keterbukaan, praktik komunikasi yang baik dan tanggung jawab untuk membuat komunikasi lebih efektif.
3.      Komunikasi yang efektif membutuhkan perhatian. Hal ini bukanlah sesuatu yang lansung terjadi tetapi dikembangkan sebagai hasil usaha karyawan dan jajaran manajemen.
Dari definisi-definisi di atas, dapat dipahami bahwa pengertian komunikasi adalah seni penyampain informasi (pesan ide, sikap, gagasan) dari komunikator untuk merubah serta membentuk perilaku komunikan (pola, sikap, pandangan dan pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dikehendaki komunikator.
Komunikasi yang baik dan efektif ketika pesan yang disampaikan oleh komunikator sampai kepada komunikan sehingga dapat dipahami dengan menghasilkan umpan balik. Namun tidak selamanya komunikasi mengharapkan umpan balik dari komunikan atau penerima pesan, namun cukup dengan penyampaian informasi dari komunikator.
Harun (2011: 26-29) mengemukakan bahwa terdapat enam karakteristik komunikasi, yaitu:
1.      Komunikasi adalah suatu proses
2.      Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan
3.      Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat
4.      Komunikasi bersifat simbolis
5.      Komunikasi bersifat transaksional
6.      Komunikasi menembuas faktor waktu dan ruang
Komunikasi mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam proses komunikasi. hal ini bertujuan memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang dan melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif dapat dijelaskan dengan menjawab pertanyaan dari Paradigma Lasswell (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21257/4/Chapter%20II. pdf). Diakses sabtu, 12 Februari 2014 Pukul 11.25 WITA ini menunjukkan bahwa ada lima unsur dasar dalam komunikasi, yakni:
1.      Who (Siapa) : Komunikator ; orang yang menyampaikan pesan
2.      Says What (Mengatakan Apa) : Pesan ; pernyataan yang didukung oleh lambing, dapat berupa idea tau gagasan.
3.      In Which Channel (Saluran) : Media ; sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
4.      To Whom (Kepada Siapa) : Komunikan ; orang yang menerima pesan
5.      With What Effect (Dampak) : Efek ; dampak sebagai pengaruh dari pesan atau dapat juga sebagai hasil dari proses komunikasi.

Lasswell (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21257/4/ Chapter%20II.pdf). Diakses sabtu, 12 Februari 2014 Pukul 11.25 WITA menyatakan bahwa:
1.      Bentuk Komunikasi
a)      Komunikasi Pribadi (Personal Communication)
             (1)  Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)
       (2)  Komunikasi Intra pribadi (intrapersonal communication).
b)      Komunikasi Kelompok (Group Communication)
(1)  Komunikasi kelompok kecil (small group communication)
                    (a)  Ceramah (Lecture)
                    (b)  Diskusi Panel (Panel Discussion)
                    (c)  Simposium (Symposium)
                    (d)  Forum
                    (e)  Seminar
                    (f)  Curahsaran (brainstorming)
(2)  Komunikasi kelompok besar (large group communicaton/ public speaking)
c)      Komunikasi Organisasi (organization communication)
d)     Komunikasi Massa (mass communication)
(1)  Komunikasi massa cetak (printed mass communication)
                    (a)  Surat Kabar
  (b)  Majalah
  (c)  Buku, dll
(2)  Komunikasi massa elektronik (electronic mass communication)
                    (a)  Radio
  (b)  Televisi
  (c)  Film, dll
2.      Sifat Komunikasi
Berdasarkan sifatnya komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
      a)  Komunikasi verbal (verbal communication)
            (1)  Komunikasi lisan (oral communication)
            (2)  Komunikasi tulisan (written communication)
      b)  Komunikasi non verbal
            (1)  Komunikasi kial (gesture communication)
            (2)  Komunikasi gambar (pictorial communication)
      c)  Komunikasi tatap muka (face-to-face communication)
      d)  Komunikasi bermedia (mediated communication)
3.      Fungsi komunikasi
a)      Menyampaikan informasi (to inform)
b)      Mendidik (to educate)
c)      Menghibur (to entertain)
d)     Mempengaruhi (to influence)
4.      Tujuan komunikasi
a)      Mengubah sikap (to change the attitude)
b)      Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
c)      Mengubah perilaku (to change behavior)
d)     Mengubah masyarakat/perubahan social (to chane the society)
5.      Metode Komunikasi
Kata metode berasal dari bahasa inggris, artinya rangkaian yang sistematis. Metode komunikasi berarti kegiatan-kegiatan yang terorganisir yang meliputi:
a)      Komunikasi informatif (informatif communication)
b)      Komunikasi persuasif (persuasive communication)
c)      Komunikasi pervasif (pervasive communication)
d)     Komunikasi koersif (coersive communication)
e)      Komunikasi instruktif (instructive communication)
f)       Hubungan manusiawi (human relation)

6.      Teknik Komunikasi
Teknik berasal dari kata ”technicon” bahasa yunani, yang berarti ketrampilan komunikasi, maka teknik komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a)      Jurnalistik (journalism)
b)      Hubungan masyarakat (public relations)
c)      Periklanan (advertising)
d)     Propaganda
e)      Publisitas (publicity)

3.      Komunikasi Massa
Media sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari orang di dunia ini, sehingga sangat sulit membayangkan hidup tanpa media, baik media cetak maupun oletronik. Karena begitu banyak orang yang telah bergantung dengan adanya media massa, penilaian atas arti pentingnya pun tidak terlalu tepat. Banyak yang tidak menyadari bahwa media sesungguhnya memengaruhi pandangan dan tindakannya.
Melalui penciptaan, penyempurnaan dan penggandaan sarana teknis tersebut, manusia dapat membebaskan komunikasinya dari berbagai hambatan, ruang dan waktu. Perluasan komunikasi  selanjutnya memudahkan terjadinya akulturasi antara berbagai masyarakat  yang jauh terpisah, jarak menjadi penting lagi. Media massa seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Pada hakikatnya, media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang berjasa  meningkatkan kapasitas menusia untuk mengembangkan struktur sosialnya.
Media massa dianggap memiliki kekusasaan, keseragaman, dan pengaruh langsung terhadap individu. Dengan demikian, model teori bullet efek-efek media massa tampak bertahan di negara-negara dunia. Kekuatan media massa terletak  pada deseminasi satu arah, atas-bawah dan serempak serta luas.
Berbagai jenis media yang dapat digunakan dalam proses penyampaian informasi kepada masyarakat umum. Dalam dewasa ini, sebagian besar dalam kaum elite memanfaat media cetak seperti buku, surat kabar, majalah sebagai informasi rutinitas keseharian dalam memperoleh informasi. Disamping media cetak, media oletronik pun sangat mempengaruhi perkembangan penyebaran informasi dipenjuru dunia. Tidak lepas dari masyarkat indonesia sebagai masyarkat yang mengonsumsi informasi dari berbagai media.
Saat ini, internet menjadi hal yang sangat menunjang penyebaran informasi, selain mudah karena dapat diakses dimana saja internet juga menyediakan berbagai jenis informasi dalam sekejap. Tidak jarang internet menjadi wadah dalam memperoleh informasi-informasi yang melanggar etika media. Namun dalam hal ini kami tidak menfokuskan penelitian pada sisi negatif maupun positif dari media melainkan menitikberatkan pada penggunaan media dala penyebaran informasi sehingga berbagai berita dapat sampai pada khalayak secara cepat.
Sebagaimana yang telah kami bahasakan pada poin sebelumnya bahwa internet menjadi bagian yang sangat populer dalam memperoleh informasi. Penggunaan internet di Indonesia pun semakin meningkat. Bahkan hingga tahun 2009 pengguna internet di Indonesia mencapai 40 juta orang. Angka ini paling tinggi di Asia Tenggara. Meningkatnya jumlah pengguna internet tidak  lepas dari canggihnya teknologi informasi dan mudahnya menemukan perangkat komputer.
4.      Pengertian Pajak
Sebagaimana undang-undang pasal 1 Nomor 6 Tahun 1983 diubah terakhir dengan undang-undang nomor 28 Tahun 2007 menyatakan Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Namun demikian, melihat komposisi sumber penerimaan negara, pajak memberikan kontribusi yang terbesar, sekitar 78,64%. Sehingga, manfaat pajak telah dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dalam berbagi bidang seperti: bidang pendidikan, bidang kesehatan, infrastruktur jalan, jembatan dan sebagainya. Pajak juga digunakan untuk membiayai berbagai subsidi seperti bahan bakar minyak (BBM), listrik, pupuk, dan masih banyak lagi.
Soemitro (1991: 6) mengemukakan bahwa:
Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk  membayar pengeluaran umum.
            Adriani dalam Wahono (2012: 2) mengemukakan bahwa:
Pajak merupakan iuran kepada Negara  (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wahib membayar menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah.
Suparman dalam wahono (2012: 2) mengemukakan bahwa “Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”.
            Dari definisi-definis di atas, terdapat empat unsur pengertian pajak, yaitu:
1.      Kontribusi atau iuran wajib kepada negara yang bersifat memaksa,
2.      Berdasarkan undang-undang,
3.      Tidak mendapat imbalan atau kontra prestasi dari Negara secara langsung dapat ditunjuk,
4.      Dipergunakan untuk keperluan Negara demi kemakmuran rakyat.
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya didalam pelaksanaan  pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal tersebut maka pajak mempunyai beberapa fungsi, (Wikipedia), yaitu:
a.       Fungsi Anggaran (Budgeter), yaitu sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugar-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.
b.      Fungsi Mengatur (regulerend), pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi ini pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan
c.       Fungsi Stabilitas, dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikenadalikan.
d.      Fungsi Redistribusi Pendapatan, pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk  juga untuk membiayai  pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Pengelompokan Pajak
Pengelompokan pajak berdasarkan golongannya adalah:
a.       Pajak langsung yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, seperti pajak penghasilan, dan PBB.
b.      Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, seperti pajak pertambahan nilai
Penglempokan pajak menurut sifatnya adalah:
a.       Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan subyeknya (orangnya) yaitu memperhatikan keadaan wajib pajak, contohnya adalah pajak penghasilan (PPh).
b.      Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal atau menitikberatkan pada objeknya dan lebih tidak memperhatikan subjeknya. Seperti pajak bumi bangunan, pajak kendaraan, dan pajak pertambahan nilai.
Pengelompokan pajak berdasarkan lembaga pemungutnya adalah:
a.       Pajak pusat atau pajak negara, yaitu pajak yang berwenang melakukan pemungutan adalah pemerintah pusat. Dalam pajak negara ini meliputi pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), bea materai, pajak bumi dan bangunan (PBB), sektor perhutanan, perkebungan, dan pertambngan.
b.      Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah, dibagi menjadi dua (UU No. 28 Tahun 2009) yaitu:
1)  Pajak provinsi yang terdiri atas:
a)      Pajak kendaraan bermotor;
b)      Pajak balik nama kendaraan bermotor;
c)      Pajak bahan bakar kendaraan bermotor;
d)     Pajak rokok.
b.      Pajak kabupaten/kota terdiri dari;
a)      Pajak hotel;
b)      Pajak restoran;
c)      Pajak hiburan;
d)     Pajak reklame;
e)      Pajak penerang jalan;
f)       Pajak mineral bukan logam dan batuan;
g)      Pajak parkir;
h)      Pajak air tanah;
i)        Pajak sarang burung walet;
j)        Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan; dan
k)      Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).
5.      Public Relation
Public relation menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun yang non-komersial. Kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas kita menyukainya atau tidak. Menurut  kamus Institute of Public Relation (IPR) terbitan bulan November 1987: “praktik humas atau Public Rellation adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.
Suhandang (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21998/4/ Chapter%20I.pdf). Diakses sabtu, 12 Februari 2014 Pukul 11.25 WITA menyatakan bahwa:
Public Relation adalah suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan pengkomunikasian informasi, gagasan-gagasan, serta pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya.
Rasadi (digilib.uin-suka.ac.id/.../BAB%20I,IV,%20DAFTAR%20 PUSTAKA.pdf‎). Diakses Sabtu, 12 Februari 2014 Pukul 11.25 WITA menyatakan bahwa:
1.      Public Relation activity is manajement of communications betwen an organizations and its publics” (Aktivitas Public relation adalah mengelola komunikasi antara organisasi dengan publiknya)
2.      Public relation practice is deliberate, planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and publics” (Praktik PR adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya).

Public relation bertujuan untuk menciptakan dan memelihara saling pengertian, maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang turut berkepentingan. Disamping itu, organisasi tersebut juga dapat memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat dengannya.
Dalam hal hubungan masyarakat, maka hal yang menunjang tercapainya public relation adalah proses periklanan. Periklanan mengupayakan suatu proses penyampaian informasi melalui keahlian kreatif pada bidang-bidang copywriting, ilustrasi, lay-out, tipografi, scriptwriting, dan pembuatan video berdasarkan pada suatu tema tertentu atau copy platform. Penekanannya pada informasi yang ingin disampaikan pada masyarakat namun lebih menitikberatkan pada hal yang menarik perhatian khalayak. Tidak jauh berbeda dengan hal kehumasan yang menekankan pada pemberian informasi, pendidikan, dan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan.
Salah satu upaya yang ingin dipertahankan melalui proses kehumasan adalah cara mempertahankan citra kantor atau perusahaan. Hal ini sangat berpengaruh pada tindakan masyarakat, karena jika suatu lembaga telah buruk dimata masyarakat maka masyarakat pun akan bersikap acuh terhadap lembaga tersebut sehingga sebuah upaya bagi proses kehumasan untuk menjaga citra lembaga agar tetap baik dimata masyarakat.
Untuk mempermudah proses kehumasan maka pentingnya penetapan khalayak sehingga hal ini menjadi fokus bagi pihak kantor atau lembaga dalam menyampaikan informasi. Sebesar apa pun peranan media dalam proses penyampaian informasi maka akan terasa sulit untuk menjangkau semua orang, apatah lagi dalam kehumasan yang sifatnya lebih konfensional. Olehnya itu penetapan khalayak sangatlah penting sebagai fokus objek, hal ini juga bertujuan untuk menghemat anggaran lembaga.
Khalayak atau public adalah sekolompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Istilah khalayak sengaja dituangkan dalam istilah bermakna majemuk, yakni public. Hal ini dikarenakan kegiatan-kegiatan humas tidak diarahkan kepada khalayak dalam pengertian seluas-luasnya (masyarakat umum). Dalam kalimat lain, kegiatan-kegiatan humas tersebut khusus diarahkan kepada khalayak terbatas atau pihak-pihak tertentu yang berbeda-beda, dan masing-masing dengan cara yang berlainan pula.
Jika berbicara tentang khalayak dalam pengertian umum atau dalam ruang lingkup perusahaan (barang dan jasa) maka setidaknya ada delapan yang menjadi khalayak utama, diantaranya: masyarakat luas, calon pegawai dan anggota, para pegawai atau anggota, pemasok jasa atau berbagai macam barang yang merupakan kebutuhan rutin dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan, para investor, para distributor, konsumen dan pemakai produk organisasi, serta para pemimpin pendapat umum.
Namun, karena fokus penelitian kami adalah terkait komunikasi dari lembaga perpajakan sehingga kami lebih menitikberatkan pada poin pertama yaitu masyarakat luas sebagai calon wajib pajak dan wajib pajak yang telah mendaftar. Sebagaimana yang telah kami bahasakan sebelumnya bahwa tidak semua masyarakat menjadi khalayak, akan tetapi sebagian kecil diantaranya. Sama halnya dari fokus penelitian dan ruang lingkup kerja dari lokus penelitian yakni Kantor Pelayan Pajak Pratama Makassar Selatan hanya terdiri dari beberapa kecamatan di kota makassar. Hal ini tentunya sebuah upaya untuk mempermudah kantor pelayanan pajak dalam menyampaikan informasi atau sosialisasi terkait pentingnya pemahaman perpajakan karena dengan adanya pemahaman pajak oleh masyarakat, maka masyarakat dapat mendaftarkan dirinya jika telah layak sebagai wajib pajak dan juga dapat membayar pajak tepat waktu.
6.      Media Humas
            Setelah mengetahui situasinya secara jelas, kita dapat segera mempelajari daftar pilihan media humas beserta berbagai tujuan dan jenis khalayak yang hendak dituju sebagai landasan pemilihan media. Diantara media yang dapat digunakan oleh humas adalah:
1)      Media Pers (press): media ini terdiri dari bebagai macam koran yang beredar di masyarakat  secara umum, baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan internasional.
2)      Audio-Visual: media ini terdiri dari slide  dan kaset video, atau bisa juga film-film dokumenter.
3)      Radio: kategori ini meliputi semua jenis radio, mulai dari yang bersifat lokal, nasional hingga internasional baik yang dipancarkan secara luas maupun yang dikemas secara khusus.
4)      Televisi: sama halnya dengan radio, televisi yang sering digolongkan sebagai media humas tidak hanya televisi nasional atau regional tapi juga televisi internasional.
5)      Pameran (exhibition): dalam melaksanakan suatu program atau kampanye humas, para praktisi humas juga sering memanfaatkan eksibisi atau pameran.
6)      Bahan-bahan cetakan (printed material): yakni berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informatif, dan menghibur yang disebarkan dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan humas tertentu.
7)      Penerbitan buku khusus (sponsored books): isi buku ini bermacam-macam, misalnya saja mengenai seluk-beluk organisasi, petunjuk lengkap mengenai hal yang harus diketahui oleh masyarakat. Jika berbicara tentang pajak, maka informasi yang dimuat didalamnya adalah undang-undang perpajakan, alokasi anggaran pajak untuk kepentingan masyarakat.
8)      Surat langsung (direct mail): media ini lazim pula digunakan sebagai alat penyampai pesan kehumasan. Surat humas seperti ini biasanya disampaikan kepada lembaga-lembaga yang terkait pada kehumasan tersebut atau ruang lingkup khalyak.
9)      Pesan-pesan lisan (spoken word): penyampaian pesan humas tidak hanya dilakukan lewat media massa tapi juga bisa melalui komunikasi langsung atau tatap muka, seperti seminar.
10)  Pemberian sponsor (sponsorship): suatu organisasi atau lembaga bisa pula menjalankan kegiatan humasnya melalui penyediaan dana dan dukungan tertentu atas penyelenggaraan suatu acara, penyediaan beasiswa, sumbangan amal, dan sebagainya.
Selain dari bentuk-bentuk media diatas, masih banyak lagi bentuk-bentuk media humas. Seiring dengan evolusi waktu dan kemajuan teknologi, bisa dipastikan bahwa bentuk media tersebut akan semakin bervariasi di masa-masa mendatang.
B.     Kerangka Konseptual
Berdasarkan permasalahan minimnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perpajakan maupun sifat acuh dari masyarakat itu sendiri. Maka untuk memperjelas dan menghindari timbulnya pemahaman yang berbeda dari konsep tersebut maka perlu pembahasan tentang kerangka konseptual. Kerangka konseptual merupakan suatu landasan yang berpihak kepada teori, konsep, dan kebijaksanaan yang telah digariskan dari beberapa sudut pandang dan indikator-indikator dari masalah yang diteliti.
Dalam sistem perpajakan yang merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam kemajuan negara maka hal yang seharusnya diketahui adalah betapa pentingnya membayaran pajak oleh para wajib pajak demi kelancaran pembangunan bangsa karena sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pajak merupakan sumber anggaran terbesar negara dalam APBNP yang dapat disalurkan ke berbagai daerah. Hal ini dapat terwujud ketika tercipta pengetahuan masyarakat terkait perpajakan, dan pengetahuan masyarakat dapat terbangun jika proses sosialisasi dari Direktorat Jenderal Pajak dapat dilakukan secara rutin dan menggunakan media komunikasi secara efektif.


Informasi

Gambar 2. Skema Kerangka Konseptual

Komunikasi Publik

1.      Proses komunikasi yang berkelanjutan dan terus menerus dalam penyampaian pesan, baik bentuk pesan, isi, dan cara penyampaiannya
2.      Pelaku komunikasi memiliki tujuan yang ingin dicapai
3.      Adanya kerjasama dari para pelaku yang terlibat dalam proses komunikasi
4.      Pemanfaatan bahasa verbal (kata-kata, kalimat-kalimat, angkat-angkat dan tanda-tanda)
5.      Adanya proses transaksional (memberi dan menerima) dari pelaku komunikasi
6.      Memanfaatkan media komunikasi dalam proses penyampaian informasi

Kantor Pajak KPP Makassar Selatan
 


BAB III


A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang menggambarkan tentang permasalahan yang dikaji, dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang strategi kantor pelayanan pajak pratama Makassar selatan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat umum.
Penelitian ini mengkaji tentang strategi komunikasi publik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat oleh Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan. Fokus penelitian adalah proses penyampaian informasi dengan berbagai media yang ada tanpa mengkaji tentang respon masyarakat.
B.     Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan Jl. Urip Sumohardjo km 4 GKN I Sulawesi Selatan Telepon: 441680, 441681 Fax: 441259
C.    Sumber Data dan Jenis Data

24
Jenis data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan secara langsung dari informan dengan menggunakan teknik wawancara dan pengamatan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pengkajian bahan pustaka berupa buku-buku, dokumen-dokumen pada lokasi penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, maupun melalui peraturan perundang-undangan.
D.    Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
1.      Fokus Penelitian
Aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah ”Peranan Strategi Komunikasi Publik dalam Pemberian Informasi Kepada Masyarakat pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan”. Hal tersebut akan menggambarkan upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan dalam memberikan informasi kepada masyarakat umum sebagai calon wajib pajak maupun wajib pajak yang telah mendaptar agar memperoleh informasi dan pengetahuan terkait perpajakan
2.      Deskripsi Fokus
Untuk menghindari terjadinya interpretasi yang bermacam-macam dan untuk memperjelas permasalahannya yang akan dikaji secara empiris dalam penelitian ini, maka perlu diberikan penegasan secara operasional.
a.       Komunikasi suatu proses
Komunikasi merupakan serangkaian upaya atau proses yang terjadi secara berurutan (ada tahapan) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurung waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi tidak “statis”, tetapi “dinamis” dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus menerus. Proses komunikasi melibatkan banyak faktor dan unsur. Faktor-faktor dan unsur-unsur yang dimaksud antara lain dapat mencakup pelaku atau peserta, pesan (melalui bentuk, isi, dan cara penyampaiannya), saluran atau alat yang dipergunakan menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat yang terjadi, serta  situasi atau kondisi pada saat berlangsungnya proses komunikasi. Sebagai suatu proses, suatu komunikasi akan terus berkembang dan mengalami perubahan sehingga tidak staknan dalam satu kondisi.
b.      Komunikasi suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
Komunikasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. Pengertian “sadar” di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental-psikologis yang terkandalikan atau terkontrol, bukan dalam keadaan “mimpi”.disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan komauandari pelakunya. Sementara tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai. Tujuan komunikasi mencakup banyak hal tergantung dari keinginan atau harapan dari masing-masing pelakunya.
c.       Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat
Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi, dua orang atau lebih, sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan. Jika suatu pekerjaan tentunya akan berjalan dengan baik apabila dari kedua pihak saling bekerjasama, baik dari segi penyampaian informasi sampai pada proses pelaksanaan.
d.      Komunikasi bersifat simbolis
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka, simbol-simbol atau tanda-tanda lainnya. Bahasa verbal yang digunakan  untuk keperluan  membujuk atau meminta tolong, tentunya akan berbeda dengan bahasa verbal dengan tujuan untuk memerintah atau memaksa. Perbedaan tidak hanya menyangkut kata-kata yang digunakan, tetapi juga nada atau intonasinya. Selain bahasa verbal juga ada lambang-lambang yang bersifat nonverbal yang dapat dipergunakan dalam komunikasi seperti sastra (gerakan tangan, kaki, atau bagian lainnya dari tubuh), warna, sikap duduk atau berdiri, jarak, dan berbagai bentuk lambang lainnya.
e.       Komunikasi bersifat transaksional
Dalam proses komunikasi, dituntut adanya tindakan yaitu memberi dan menerima. Kedua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau profesional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam proses komunikasi. Apa yang masayarakat atau khalayak terima, nilai besar kecilnya tergantung dari apa yang komunikator sampaikan atau berikan. Hal ini tidak terlepas pada tujuan yang diharapkan. Tujuan yang diharapkan dari tindakan komunikasi yang dilakukan tergantung pada cara kita melakukan tindakan komunikasi itu sendiri. Berbicara tentang “transaksional” berarti menunjuk pada suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah satu pihak, tetapi oleh kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Ini berarti bahwa komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan tentang hal-hal yang dikomunikasikan. Semakin besar informasi yang diberikan maka semakin besar pulan timbal balik dari penerima informasi
f.       Peggunaan Media Komunikasi
Dalam proses komunikasi, seorang komunikator tidak staknan pada kondisi yang sama, tetapi bagaimana berupaya meningkatkan jangkauan dari pesan yang ingin disampaikan. Karena dalam hal komunikasi, berarti berupaya untuk menembus faktor waktu  dan ruang. Seorang pelaku komunikasi tidak harus berada pada suatu kondisi atau tempat yang sama, tetapi berupaya memanfaatkan perkembangan media dalam proses komunikasi, namun yang pasti, seorang komunikator seharusnya mampu melibatkan semua media komunikasi agar pesan atau berita yang ingin disampaikan kepada khalayak atau masyarkat umum dapat sampai atau diterima secara cepat dan tepat. Dalam hal ini, penerima informasi dapat memperoleh informasi kapan saja dan dimana saja tanpa harus menunggu waktu dan kondisi tertentu, hal ini tidak lepas dari penggunaan media komunikasi yang semakin berkembang hari ini terutama pemanfaatan media internet.
E.     Instrument Penelitian
Instrument utama adalah peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu handphone sebagai alat perekam, Kamera Digital, dan menggunakan catatan lapangan yaitu dengan mencatat data-data yang terkait dengan penelitian yang ditemukan dilapangan.
F.     Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam rangka Penelitian ini, maka Peneliti menempuh berbagai teknik pengumpulan data, yaitu:
1.      Observasi
Teknik ini merupakan teknik pertama, dalam arti sebagai langkah awal dalam mengadakan perencanaan penelitian. Dengan observasi dapat menemukan hal-hal yang berkembang pada kantor yang menjadi obyek penelitian.
2.      Wawancara
Teknik ini dilakukan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan, wawancara dilakukan secara langsung bertatap muka dengan subjek penelitian, yakni Karyawan KPP Pratama Makassar Selatan. Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang sesuai dengan topik yang dibahas. Wawancara dalam penelitian ini dikombinasikan dengan observasi dan dokumentasi.
Peneliti melakukan wawancara dengan subjek penelitian. Wawancara bersifat terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap. Namun, tidak menutup kemungkinan ada pengembangan pertanyaan pada saat wawancara guna untuk mengkaji lebih dalam terkait informasi yang diberikan oleh subjek penelitian.
3.      Angket
Teknik ini dimaksudkan untuk mendukung teori dan hasil penelitian. Angket yang digunakan sifatnya terbuka sehingga responden tidak terikat pada pilihan jawaban yang disajikan oleh peneliti melainkan dengan menguraikan jawaban berdasarkan pertanyaan.
4.      Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data lainnya, seperti catatan-catatan, laporan (dokumen) yang erat kaitannya dengan komunikasi dalam meningkatkan penyebaran infornasi kepada masyarakat umum. Dokumentasi ini bisa berupa gambar, foto kegiatan, serta data yang terkait dari fokus penelitian
G. Teknik Analisis Data
1.      Analisis sebelum di lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus  penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti di lapangan.
2.      Analisis selama di lapangan Model Miles dan Hubeman
Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman. Dalam model ini, analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus baik dalam proses pengumpulan data maupun setelah pengumpulan data selesai dilakukan. Selanjutnya, analisis data yang dilakukan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Model analisis data tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar:

Data Display

Data Collectrion

Conclusions:
Drawing/verifying




Data Reduction






Gambar 3. Komponen Dalam Analisis Data

a.    Reduksi data, yaitu membuat rangkuman, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
b.    Penyajian data, dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.
c.    Kesimpulan dan verifikasi, yaitu menarik kesimpulan dari permasalahan sehingga memungkinkan verifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Bogdan dalam Sugiyono (2003: 88) mengemukakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Oleh karena itu sebelum data dianalisis terlebih dahulu diolah secara ringkas penyusunan yang dimulai dari menulis hasil pengamatan, wawancara, mengklasifikasikan, mereduksi dan menyajikan data agar dapat ditafsir dan dianalisa secara deduktif.
Konsekuensi dari hal tersebut maka pengumpulan dan analisis data harus berjalan pada waktu yang bersamaan. Dengan demikian tehnik yang dipakai dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu data yang berupa konsep-konsep dan pernyataan-pernyataan yang dianalisis dengan menggunakan pendekatan Deskriptif kualitatif, analisis data hasil penelitian bersifat naratif atau dengan kata lain menceritakan secara faktual mengenai Strategi komunikasi publik dalam pemberian informasi kepada masyarakat pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan.
H.    Pengecekan Keabsahan Temuan
Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:        
a.    Perpanjangan pengamatan, Melakukan pengamatan dan wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.
b.   Meningkatkan ketekunan, Melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan  salah atau benar.

c.    Triangulasi, Pengecekan data dengan cara membandingkan data, membandingkan keadaan dengan perspektif seseorang dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suat dokumen.



DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Bineka Cipta.
          .2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka  Cipta.
Bajari, Atwar. Dr. Dkk. 2011. Komunikasi Kontekstual Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Brotodihardjo, Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Pajak, Bandung: Eresco.
Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers.
Harun, Rochajat. 2008. Komunikasi Organisasi, Bandung: Mandar.
Harun, Rochajat. Dkk. 2011. Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Jefkins, Frank. 1992. Public Relations, Jakarta: Erlangga
Rivers, William. L. 2004. Media Massa dan Masyarakat Modern, Jakarta: Kencana.
Rosady, Ruslan, SH. 1998. Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi, Jakarta: Rajawali Press.
Soemitro, Rochmat. 1991. Asas-asas Hukum Perpajakan, Bandung: Binacipta.
Sugiyono.2003. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alvabeta.
Tubbs, Stewart. Dkk. 2005. Human Comunication, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahono, Sugeng. 2012. Mengurus Pajak Itu Mudah, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Internet

64
http://carapedia.com/pengertian_definisi_strategi_info2036.html Diakses sabtu, 12 Februari 2014 Pukul 11.25 WITA
http://eprints.uny.ac.id/8632/3/BAB%202%20-%2008417141011. pdf. Diakses sabtu, 12 Februari 2014 Pukul 11.25 WITA
http://digilib.uin-suka.ac.id/.../BAB%20I,IV,%20DAFTAR%20 PUSTAKA.pdf Diakses sabtu, 12 Februari 2014 Pukul 11.25 WITA
http:// pajak.co.id
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21257/4/Chapter%20II.pdf. Diakses sabtu, 12 Februari 2014 Pukul 11.25 WITA

Perundang-undangan
Undang-undang pasal 1 Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir dengan undang-undang nomor 28 Tahun 2007

No comments:

 

Total Pageviews

Pages